Sabtu, 23 Februari 2013

Kaki Patah Ditabrak Motor



Pontianak-RK. Kaki kiri pria tak dikenal patah ditabrak Arman,18, yang mengendarai sepeda motor Honda Revo KB 2815 PO di depan Kantor Harian Rakyat Kalbar (Equator) Jalan Arteri Supadio—Kubu Raya, Jumaat (22/2) pukul 19.00.
Sutopo,
35, yang melihat langsung kecelakaan itu menjelaskan, pria tak dikenal itu menyeberang jalan dengan berlari. Tiba-tiba sepeda motor yang dikendarai Arman menyambarnya terpelanting sekitar 20 meter.
Saya lihat orang itu berlari nyeberang jalan. Padahal sepeda motor sudah membunyikan klakson dari jauh. Entah mengapa pria tidak dikenal itu langsung menyeberang, hingga ditabrak, kata Sutopo.
Atik,
30, saksi mata lainnya mengatakan, pria tak dikenal itu baru saja membeli pulsa di warungnya dan langsung menyeberang jalan. “Tiba-tiba dia ditabrak sepeda motor, katanya.
Pada saat ditanya warga,
pria paruh baya itu tak mau berbicara. Sementara Arman menderita luka di wajah dan hidungnya berdarah. Arman dan pria tak dikenal itu dibawa ke RSUD Soedarso Pontianak. (hak)

Jumat, 15 Februari 2013

Kondom Berceceran di Malam Valentine


*21 Pasangan Mesum Terjaring Razia

Pontianak-RK. Pasangan mesum terperanjat dan tekacar ganyah ketika pintu kamar hotel digedor jajaran Polda Kalbar, Kamis (14/2) dini hari. Padahal mereka sedang asyik-asyiknya merayakan malam Valentine dengan cara berhubungan badan layaknya suami-istri.   
Sepuluh pasangan mesum yang menginap di Hotel Borneo Jalan Merdeka, Hotel Orient Jalan Tanjungpura dan Hotel Jeruju diangkut polisi. Ketika digerebek, ada yang sedang asyik-asyiknya melakukan hubungan intim. Bahkan petugas menemukan pasangan mesum yang belum sempat mengenakan pakaiannya. Terlihat juga kondom bekas pakai berceceran di lantai kamar hotel.
Parahnya lagi, kebanyakan mereka yang melakukan hubungan badan pada malam Valentine, berusia remaja. Rata-rata mereka berstatus pelajar dan mahasiswa. Para pasangan di luar nikah ini terjaring operasi penyakit masyarakat (Pekat) yang sengaja dilaksanakan pada malam Valentine.
”Ketika digerebek, mereka tidak bisa memperlihatkan surat nikah,” ungkap Kompol Adi Tri SH, Kabag Min Op Dit Sabhara Polda Kalbar.
Kepolisian mengintensifkan penertiban penyakit masyarakat. Menciptakan situasi keamanan kondusif untuk memberikan rasa nyaman beraktivitas di Kota Pontianak. “Razia Direktorat Sabhara Polda Kalbar ini dimulai pukul 22.00 hingga pukul 23.30,” papar Adi.
Awalnya polisi mendatangi Hotel Borneo. Satu per satu kamar dicek petugas. Tidak ada satupun pasangan mesum yang dapat menunjukkan bukti pasangan hidup. Mereka langsung digiring masuk ke mobil Dalmas dan dibawa ke Markas Dit Sabhara Polda Kalbar guna dimintai keterangan. Mereka yang terjaring dilakukan pendataan dan diberikan peringatan. ”Namun tetap menjalani proses hukum dan dijerat tindak pidana ringan (Tipiring),” ungkapnya.
Ketika mendatangi Hotel Orient, pemilik hotel tidak membolehkan polisi menggerebek kamar. Padahal penghuninya sangat ramai. Setelah mendapatkan arahan dari petugas, pemilik hotel mempersilakan memeriksa kamar. Sedangkan di Hotel Jeruju, petugas tidak menemukan pasangan mesum. Sepertinya para pasangan mesum enggan menginap di hotel tersebut pada malam Valentine, karena sudah tahu, pasti akan dirazia.
”Semua pasangan yang terjaring akan tetap diberikan sanksi, agar ada efek jera. Mereka yang terjaring akan diserahkan ke pengadilan untuk mengikuti sidang.  Dengan harapan tidak kembali mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari. Sedangkan razia yang digelar merupakan kegiatan rutin kepolisian, bertujuan mengantisipasi maraknya penyakit masyarakat yang meresahkan warga Kota Pontianak,” jelas Adi.
Bukan hanya menunjukkan surat nikah, polisi juga memeriksa kartu tanda penduduk (KTP). Masyarakat harus mengetahui bahwa kepemilikan KTP merupakan suatu kewajiban warga negara. Sebagai kartu identitas diri, jika suatu hari ada hal-hal yang tidak diinginkan, mudah diketahui asal dan domisilinya. ”Seperti ketika terjadi insiden kecelakaan lalu lintas, melalui KTP akan mudah diinformasikan kepada pihak keluarga,” papar Adi.
Kondom Berceceran
Rintik hujan tidak menyurutkan jajaran Satpol PP Kota Pontianak di-back-up polisi dan POM TNI menggelar razia di malam Valentine. Petugas gabungan itu mengamankan 11 pasangan mesum dan 11 warga tanpa indentitas di indikos, hotel dan salon plus-plus di wilayah Pontianak Selatan.
Puluhan petugas mengawali razianya di indekos Gang Perintis Jalan Tanjungpura. Di indekos nomor 104 itu, begitu ramai pasangan mesum digerebek. Di gang yang sama, indekos Diva Kost diamankan pasangan mesum dan tamu yang tidak mempunyai identitas jelas. Penghuni indekos keteteran ketiga digerebek. Ada yang hanya mengenakan celana dalam dan bra dan ada juga yang hanya menutupi kemaluannya menggunakan kain. Mereka yang hanya mengenakan pakaian dalam, disuruh petugas menggunakan baju dan celana. Kemudian para pasangan mesum itu digelandang ke markas Satpol PP.
Puluhan petugas juga merazia Hotel 95 di Jalan Imam Bonjol. Namun hanya mengamankan satu pasangan mesum dan pasangan suami istri tanpa identitas. Diduga razia di hotel tersebut sudah bocor.
Di Febry Salon Gang Hijas Jalan Gajah Mada, petugas mengamankan pelajar di SMP Kota Pontianak tidur sekamar dengan pria yang jauh lebih tua darinya. Di kamar salon ditemukan kondom berceceran. Sayangnya pelaku pasangan mesum keburu kabur. ”Saya tidak mau dibawa, karena saya hanya diajak kawan ke sini,” kata siswi SMP itu menangis dan digelandang ke mobil Dalmas.
Sasaran terakhir di indekos Jalan Letjen Suprapto V. Petugas mengerebek pasangan mesum yang sedang asik bercumbu di kamar. Rata-rata mereka masih pelajar. Pada saat digerebek petugas, salah satu pasangan tanpa busana sedang asyik-asyiknya berhubungan badan. Pasangan remaja ini terkejut ketika petugas mendobrak pintu kamar. Hingga tidak sempat mengenakan pakaian mereka.
Kasat Satpol PP Kota Pontianak, Syarif Saleh mengatakan razia yang dilakukannya khusus pada malam Valentine. Dia menyayangkan, banyak remaja menyalahgunakan malam Valentine untuk seks bebas.
”Kita sering mendapatkan laporan dari masyarakat, banyak indekos dan hotel dijadikan tempat mesum,” ujar Syarif Saleh, Kamis (14/2) dini hari.
Pasangan mesum yang terjaring akan disidang Tipiring di Pengadilan Negeri Pontianak. Sayangnya pemilik indekos dan hotel hanya diberikan peringatan. ”Jangan sampai setiap razia ditemukan terus pasangan mesum di dalam kamar. Tolonglah kepada pemilik usaha tersebut, harus bisa menyaring siapa yang menginap di tempat kos dan hotelnya,” kesal Syarif Saleh.

Reporter: Sahirul Hakim, Syamsul Arifin
Editor: Hamka Saptono

Mereduksi Makna Valentine


 
Banyak versi mengenai asal mula munculnya hari Valentine. Ada cerita yang menyebutkan hari Valentine diambil dari seorang yang bernama Santo Valentine yang hidup sekitar abad ke-3 di Roma. Ketika itu kota Roma di bawah kekuasaan kaisar Claudius. Santo Valentine tidak begitu menyukai Kaisar Claudius. Rasa ketidaksukaan yang sama juga dirasakan oleh hampir seluruh rakyat Roma. Singkat cerita jadilah Santo Valentine menulis surat dengan kata-kata, “cinta dari Valentine-mu”. Surat itu ditulis pada hari dia akan dihukum mati, 14 Februari, 269 M.
Orang-orang Perancis dan Inggris percaya kalau 14 Februari adalah awal musim bagi burung-burung untuk mencari pasangan pasangannya. Bahkan hampir seluruh dunia percaya bahwa bulan Februari adalah bulannya cinta bagi para pasangan. Valentine days dijadikan momen untuk berbagi kasih-sayang. Spirit itulah yang sebenarnya dibawa oleh Santo Valentine.
Sayangnya, makna valentine days sepertinya sudah mengalami reduksi. Spirit kasih-sayang ‘dibatasi’ hanya pada pacar. Parahnya lagi malam valentine banyak disalahgunakan beberapa kalangan. Malam valentine sering dijadikan malam ‘esek-esek’. Banyak contoh, setiap malam valentine, para pemuda-pemudi digerebek oleh petugas Satpol-PP dan Polisi sedangkan merayakan malam valentine dengan melakukan seks bebas di hotel dan tempat-tempat kost.
Kondom menjadi komoditi yang aling digemari dan dicari menjelang malam valentin. Buktinya alat kontrasepsi yang dapat dibeli secara bebas ini laku keras di Pekanbaru. Ini membuktikan betapa telah rusaknya moral pada sebagian kalangan anak muda di negeri ini. Bagi sebagian orang valentine day atau hari kasih sayang kerap diidentikkan dengan berhubungan seks.
Di Kota Pontianak sendiri tingkat penjualan alat kontrasepsi di beberapa apotek dan toko asesoris seks, laris manis. Bahkan penjualannya melonjak hingga 500 persen. Penjualan meningkat semenjak pagi tadi, seperti penjualan di beberapa apotik yang ada di Kota Pontianak yang biasanya 50 pack sekarang bisa jadi 50 pack, katanya Erlin Sungkar, seorang penjaga salah satu apotek di Kota Pontianak.
Menurutnya fenomena yang terjadi jelang Valentine dan Tahun Baru, selain peningkatan, beberapa apotik yang dekat dengan kampus dan kost-kostan adalah apotek yang banyak diserbu pembeli, yang notabene adalah anak SMP-SMA dan mahasiswa. Mirisnya banyak anak-anak kecil SMP dan SMA yang beli dan sudah tidak malu-malu lagi, tutur Erlin.
Realitas seperti ini tentu menyedihkan. Hilangnya rasa malu pada generasi muda. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan. Lebih jauh tentu ini akan berdampak buruk bagi keberlangsungan moral bangsa. Karena itu, perlu ada upaya sungguh-sungguh untuk mengembalikan makna valentine menjadi makna yang lebih positif yang tak melanggar norma-norma kesusilaan.
Spirit valentine adalah spirit kasih-sayang. Kasih-sayang bersifat universal, tak hanya dibatasi pada pasangan, pacar, atau keluarga. Cukup dengan cara selalu menghormati dan menghargai sesama. Lagi pula kasih-sayang itu tak hanya di tanggal 14 Februari, tetapi setiap hari kita bisa memberikan kasih sayang kepada semua makhluk. (Sahirul Hakim)

Ajak Masyarakat Jaga Persatuan


 
“Partai boleh beda, tetapi kita sebagai masyarakat harus tetap bersatu. Jangan gara-gara partai berbeda, kita pecah belah,”
==Andi Aswad==

Putussibau. Tahun 2013 menjadi tahun politik bagi partai politik peserta pemilu 2014. Berbagai kemungkinan hingga saling “serang” isu strategis sulit dihindari. Masyarakat sebagai pemilih pun diingatkan untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
“Partai boleh beda, tetapi kita sebagai masyarakat harus tetap bersatu. Jangan gara-gara partai berbeda, kita pecah belah,” ujar Andi Aswad, SH, anggota DPRD Kalbar saat memberikan sambutan pada memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Gadung Olahraga Kecamatan Hulu Gurung Kapuas Hulu, Rabu (6/2) lalu.
Politisi PBR ini meminta kepada semua pihak baik aparat kepolisian, dan tokoh agama, tokoh masyarakat agar bersatu, bersama-sama menjaga kamtibmas. “Tidak ada guna kita pecah belah gara-gara partai. Seharusnya kita bersatu untuk membangun Kalbar,” kata politisi asal Kapuas Hulu ini.
Andi mengingatkan, kalau masyarakat sudah terpecah belah dikhawatirkan muncul hal yang tidak dinginkan. “Kalah dan menang dalam Pemilu itu hal biasa. Siapapun yang menang harus kita dukung,” pesan dia.
Andi juga berharap agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu politik yang bisa memecahkan persatuan umat. Karena pada saat Pemilu sangat rawan yang namanya provokasi. “Kalau memang ada indikasi yang bisa memecahkan persatuan. Harus disikap dengan bijaksana. Jangan ditelan mentah-mentah,” tutupnya.
Ayah dua anak ini juga berharap, peringatan Mauldi Nabi ini semakin mempererat tali silaturahmi yang sudah baik selama ini. “Kalau kita sudah bersatu dan bersinergi.Saya yakin kita sangat mudah untuk membangun Kalbar lebih maju lagi,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Camat Hulu Gurung Kapuas Hulu, Drs H Iwan Setiawan, M.Si mengatakan, Pemilu tidak lama lagi digelar. Karena itu, banyak hal yang harus diperhatikan, terutama soal keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Ini perlu kerja sama semua pihak. Baik itu aparat, tokoh agama, masyarakat, dan para pemain politik itu sendiri. Mari bersama-sama menjaga kondisifitas selama proses demokrasi politik nanti,” pesan Pak Camat.
Masyarakat Kecamatan Hulu Gurung, sambung dia, harus tetap bersinergi menjaga persatuan umat. “Biar beda politik atau beda partai, kita harus tetap bersatu. Saya rasa itu yang sangat penting,” ungkap Setiawan.
Ceramah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu disampaikan oleh Ustadz Arifin Bin Hamid Alqadrie dari Pontianak. Selain Camat Hulu Gurung, hadir pula tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh warga Hulu Gurung, serta santri dari pasantren Al-Jihad, MTs Hulu Gurung, dan pelajar SMA.   

Reporter: Sahirul Hakim
Editor: Julianus Ratno