Jumat, 27 Mei 2011

PTMSI Kalbar Gelar Kejuaraan Tenis Meja

Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kalimantan Barat mengelar kejuaran tenis meja. Perlombaan ini berlangsung dari tanggal 27-30 Mei 2011, di SDN 14 Kec. Pontianak Kota Jl Tamar. Jumat (27/5).
Ketua panitia, Eva Aorian Salam menyatakan mengapa kami mengadakan lomba tenis meja ini, karena kita melihat sekarang semua pertandingan tenis meja yang di Kalbar sangat minim sekali. Sementara peminat pemain tenis meja sangat banyak.
“Jadi dengan lomba tenis meja ini, bisa memberikan lapangan untuk bertanding serta memberikan semangat para pemain tenis meja yang ada di Kalbar, supaya selalu berlatih dan terus belatih untuk memperkuatkan permainan mereka barangkali terpilih permainan kejurda PON XIII pekan baru 2012 nanti, “ katanya.
Sedangkan peserta dalam kejuaraan tenis meja ini, kata Eva peserta veteran putra sebanyak 34 orang terdiri dari utusan SMASH sebanyak delapan orang, perorangan enam orang, STAIN empat orang, KABUT dua orang, ASG enam orang, TAMAR dua orang, KESEHATAN dua orang, Kubu Raya dua orang, dan PILAR JAYA dua orang.
“Sedangkan beregu putra sebanyak 76 orang, terdiri dari utusan SMASH sebanyak delapan orang, KABUT tiga orang, TAMAR dua orang, KESEHATAN tiga orang, ASG delapan orang, DYNAMO 12 orang, Kubu Raya empat orang, POLNEP tiga orang, MANDIRI lima orang, PA’E CS dua orang, PILAR JAYA empat orang, STAIN sembilan orang, PAHALA empat orang, GALAHERANG empat orang, GLAMOR tiga orang, dan AL AZHAR dua orang,” paparnya.
Sementara Ketua PTMSI Kalbar, Drs. Firdaus Zar’in, M.Si, menyatakan lomba tenis meja ini adalah salah satu untuk permanasan para pemain muda supaya mereka giat berlatih untuk memperkuatkan permainan mereka, barangkali mereka bisa terpilih dalam pertandingan tingkat kabupaten dan provinsi. “Kalau pemain tingkat veteran atau permain tua, cumin untuk ajang bersilahturahmi antara pemain tua,” katanya.
Dengan ini Firdaus berharap semua peserta yang mengikuti perlombaan tenis meja ini, supaya lebih semangat dalam perlombaan ini dan jagalah sportip permainannya. Kemudian jadilah lomba tenis meja ini sebagai salah satu persatuan dan persuadaraan kita sesama umat. (hakim/*).

LPM STAIN Gelar Pelatihan Jurnalistik Budaya Lokal

Pontianak. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak mengelar pelatihan jurnalistik. Pelatihan yang bertema Budaya Lokal: Melestarikan Budaya Melalui Tulisan. Kegiatan ini berlangsung di lantai dua ruangan Nadwah Jurusan Dakwah, dan pelatihan ini dibuka oleh Pembantu Ketua III STAIN Pontianak, Dr. H. Hermansyah, M. Ag. Kamis (26/5).
Ketua panitia Ahmad Fauzi menyatakan kegiatan ini merupakan gawai LPM tahunan dalam rangka menyemarakkan milad dan musyawarah LPM STAIN Pontianak. “Pelatihan Jurnalistik ini juga dirangkai oleh Lomba menulis Essai, lomba Mading tiga Dimensi Tingkat SMA/MA Sedejarat se Kota Pontianak,” jelasnya.
Lomba menulis essai jelasnya telah dimulai pada tanggal 16 April yang lalu, dan berakhir pada tanggal 23 Mei. Rencananya naskah-naskah yang terbaik akan dijadikan buku, dan menjadi salah satu referensi mengenai kebudaaan Kalimantan Barat. “Sedangkan lomba mading dilaksanakan pada hari Jumat, pada tanggal 27 Mei,” katanya.
Lomba mading ini kata Fauzi bertujuan untuk mengajak siswa-siswa untuk mengenal, membudayakan budaya. Kemudian melalui majalah dinding ini, diharapkan menjadi daya tarik siswa-siswa SMA sedejarat untuk lebih bersemangat mengenal budayanya. “Karena majalah mading dengan berbagai bentuk dan warna itu, tentu bisa menjadi daya tarik sendiri untuk siswa-siswa mengekpresikan kekreatifan mereka, terutama dari sisi kepenulisan,” ungkapnya.
Sebagai mahasiswa kata Fauzi, harus menjadi penerus generasi bangsa yang mengenal serta melestarikan budayanya. Sehingga tidak ada lagi, negara lain yang mengaku-ngaku kebudayaan kita adalah milik mereka. “Insallah, kegiatan ini akan ditutup pada tanggal 28 Mei mendatang ini, “ ujarnya.
Diwaktu yang sama, Ketua Umum LPM STAIN, Sahirul Hakim mengatakan budaya merupakan salah satu asset negara yang dapat membantu menambah nilai sosial maupun ekonomi Negara. Di era masa kini yang serba maju, serba mewah dan serba instan, menjadikan semakin bertambahnya budaya yang di tinggalkan oleh masyarakat.
“Karena kita dijajah oleh budaya asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat, hingga akhirnya budaya asli Indonesia akan terpinggirkan. Indonesia mempunyai beragam budaya lokal yang sangat unik, berbeda dan menarik, jika budaya-budaya tersebut dijaga dan dikembangkan maka akan membantu Negara ini untuk memulihkan kestabilitasan nilai ekonomi,” jelasnya.
Meskipun budaya lokal, kata Hakim mempunyai nilai ekonomi dan daya tarik yang cukup tinggi, salah satu bukti adalah beberapa budaya kita yang pernah di klaim sebagai budaya negara lain. Hal itu menandakan bahwa Indonesia masih kaya akan budaya yang banyak di incar Negara lain.
“Melalui lomba Jurnalistik ini, sebagai pers mahasiswa kami mencoba untuk mengangkat tema Melestarikan Budaya Lokal dengan Tulisan, sebagai wujud kepedulian kami terhadap budaya lokal di Indonesia terutama di Kalbar,” jelasnya.
Kegiatan ini jelasnya merupakan rangkaian Milad ke VII LPM STAIN Pontianak yang terdiri dari lomba menulis budaya dan mading tiga dimensi.pesertanya diikuti oleh siswa-siswi SMA sederajad di Kota Pontianak agar nantinya dapat memberikan motivasi bagi mereka untuk lebih menyayangi dan menjaga budaya asli Indonesia.
“Saya berharap kegiatan ini, bisa menjadi geliat para remaja, masyarakat Kalbar dan pemerintah untuk tetap melestarikan budaya lokal kita khusus Kalbar,”hapannya.
PUKET III, Kemahasiswaan, Dr. H. Hermansyah, M. Ag menyatakan pelatihan jurnalistik budaya lokal ini, sangat bagus sekali dalam menginggatkan para remaja dan masyarakat Kalbar utntuk bisa melestarikan budaya kita melalui tulisan atau karya lain, yang bisa melestarikan budaya lokal kita.
“Dengan ini saya berpesan untuk para peserta harus benar-benar mengikuti pelatihan jurnalistik budaya lokal ini dengan baik. Karena momen-momen ini sangat bagus sekali untuk mahasiswa iktuti,” pesanya. (hakim/*).

Lepaskan Kontingen FASI Kota Pontianak

Rabu (25/05), di depan kantor Walikota Pontianak, H. Sutarmidji, SH, M. Hum melepaskan sebanyak 57 peserta dari kontingen Fastival Anak Shaleh Indonesia (FASI) Kota Pontianak, yang diketua tim, Drs. Firdaus Zar’in, M.Si, untuk berangkat ke Kabupaten Sambas dalam rangka FASI VIII tingkat wiliyah Kalimantan Barat, yang diselengarakan oleh BKPRMI kota Pontianak.
Ketua tim kontingen FASI Kota Pontianak, Drs. Firdaus Zar’in, M.Si, menyatakan kegiatan ini dari tanggal 25-29 Mei 2011. Sedangkan peserta yang mengikuti FASI VIII ini, sebanyak 57 peserta berasal dari utusan BKPRMI kota Pontianak, Al-Fan, Al-Azhar, Al-mustaqim, Mujahidin, Al-Amin, Raudhatul Muhtadin, Fastabiqul Khairat, Al-Azhar, Al Hikmah, Kholilullah, Al Kautsar, dan Al Fajar. Kemudian timbah opfisial dan orangtua peserta jadi berjumlah sebanyak 80 orang.
“Dalam FASI VIII tingkat wiliyah Kalbar ini, kontingen FASI kota Pontianak akan mengikuti perlombaan seperti Mewarnai TKA, Menggambar TPA, Tartil TK, Nasyid TKA-TPA, Ikrar Santri TKA-TPA, Azan dan Iqamah TKA-TPA, Pidato Bahasa Indonesia TKA-TPA-TQA, Pidato Bahasa Inggris TQA, Pidato Bahasa Arab TQA, Cerdas Cermat Al-Qur’an TKA/TPA, Kaligrafi TQA, Terjemah Lafziyah TQA, Hafalan Juz Amman TQA, dan Cerita Islami,” jelas dosen STKIP-PGRI ini.
Dalam FASI ini, Kota Pontianak selalu mendapatkan juara umum. Selama ini kita sudah dua kali mendapatkan juara umum dalam FASI tingkat wiliyah Kalbar tersebut. “Insallah dengan latihan sudah dua bulan ini, dengan dilatih oleh ustadz dan ustadzah yang sangat berpengelamaan didalam bidangnya masing-masing. Kita yakin bahwa Kota Pontianak bisa mempertahankan juara umum lagi,” harapannya.
Diwaktu yang sama Sutarmidji berpesan bagi yang berangkat dalam kegiatan festival ini, hati-hati jangan ngebut dijalan, supaya bisa nyampai tempat tujuan. Kemudian jaga kesehatan untuk para peserta, agar dalam pelaksanaan ini bisa maksimal dengan baik.
“Kami berharap kontingen FASI Kota Pontianak, dalam mengikuti FASI VIII tingkat wiliyah Kalbar ini, bisa tampil dengan maksimal dan bisa mendapatkan juara umum. Kemudian tunjukan prilaku yang baik serta tingkah laku yang baik di kampung orang,” harap Sutarmidji dalam kata sambutannya.
Kemudian Sutarmidji menyatakan pada saat kontingen FASI Kota Pontianak pulang nanti, saya akan memberikan bonus sebanyak 35 juta. “Penyerahan bonus itu, pada saat kita pemubabaran peserta FASI Kota Pontianak nanti,” katanya. (hakim/*).

Selasa, 10 Mei 2011

33 Anggota FLAB KKR Akan Dikukuhkan

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, SH akan menggukuhkan sebanyak 33 orang anggota Forum Lintas Adat dan Budaya (FLAB) Kabupaten Kubu Raya, dengan dirangkai rapat kerja masa bakti 2011-2013, di hotel Dangau Pontianak.
Ketua FLAB KKR, Drs. Jipridin, M.Si menyatakan peran forum ini untuk menciptakan keharmonisan dan sinkronisasi program majelis budaya dan forum kerukunan umat beragama. “Jadi sebagai program yang ada di masing-masing majelis adat, apakah itu MABM, IKBM, MABT, FKUB, DAD, dan Paguyuban Jawa. Semua ini dicari progam yang merekat untuk kebersamaan, itulah yang kita munculkan di dalam forum ini,” jelas Jipridin kepada Equator diruangan kantornya Arpusda KKR. Senin (09/05).
FLAB ini jelasnya, ingin merumuskan dan menciptakan pormulasi, bagaimana masing-masing adat dan budaya yang berkembang ini, agar dia tidak tergusur oleh arus zaman. “Supaya adat dan budaya ini, tetap eksis maka forum ini kita jadikan ageng tempat persinggahan masing-masing adat,” ujarnya.
Ada tiga susunan kepengurusan FLAB KKR ini kata Jipridin. Pertama dewan pembina antara lain, Bupati Kubu Raya, Ketua DPRD KKR, Kapolres KKR, dan Dandim KKR. Kedua, dewan penasehat yaitu Wakil Bupati KKR, Kepala DISBUDPARPORA KKR, Kepala BAPPEDA KKR, Drs. H. Rajudin Samad, M.Si (MABM), Ir. Sakandi Talok (MABT), Drs. Tarmizi Karim (FKUB), dan Ketua Majelis Adat Budaya dan FKUB KKR.
Sedangkan yang ketiga jelasnya, dewan pengurus harian terdiri dari bidang adat, seni, dan budaya, bidang usaha dana, bidang advokasi dan pemberdayaan masyarakat, bidang kemitraan ekonomi umat, dan bidang humas.
“Budaya yang ada di Kubu Raya ini, biar tumbuh dan dikawal, yang artinya budaya itu tumbuh tidak lepas dari pengawalan lembaga-lembaga adat ini. Dengan ini semua lembaga harus bertanggungjawab, apabila dalam aktulisasi adat budaya timbul, dimasyarakat itu dianggap sebagai tanda petik bertentangan maka forum inilah yang mediasi,” harapanya.
Pesan Jabridin kepada anggota FLAB ini, harus tetap semangat dan meningkatkan rasa kebersamaan yang tinggi sesama anggota. Kemudian menghilangkan sifat-sifat etnis, budaya, dan agama. Karena bagaimanapun hidup di negara yang beraneka tunggal ika ini, harus memperdepankan rasa kebersamaan.
“Dalam hidup ini, tidak boleh masing-masing adat, budaya, dan agama memiliki kebenaran mutlak. Tetapi kebenaran mutlak itu adalah miliki Tuhan. Karena sebagai manusia, untuk mencari permulasi kebenaran itu menjadi kebenaran bersama,” tegasnya.
Dalam al-Qur’an kata Jibridin, dalam surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT telah menjelaskan Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
“Jadi salah satu tujuan kita, untuk mendirikan forum ini adalah untuk melekatkan hubungan kebudayaan dan mengenal satu dengan yang lain. Sehingga yang tadinya timbul ada perasangka terhadap etnis lain, dengan adanya kebersamaan ini kita bisa menghilangkan perasangka buruk tersebut, untuk menghindar yang namanya konflik,” ujarnya dengan tegas. (hakim/*).