Selasa, 07 April 2009

desa nanga empangau

Ditulis oleh Sahirul Hakim Senin, 12 Januari 2009 PDF Cetak E-mail
Desa Nanga Empangau, Desa Wisata Danau Lindung

Desa Nanga Empangau terletak di wilayah kecamatan Bunut Hilir, Kapuas Hulu. Tepatnya di pinggir sungai Kapuas. Dari Pontianak lebih kurang 600 kilometer.
Jumlah penduduk Nanga Empangau sebanyak 1.747 orang, terdiri dari beberapa orang yaitu anak-anak, remaja, pemuda, dan para orangtua.
Mata pencaharian pokok masyarakat di Nanga Empangau adalah menoreh karet. Semua keluarga memiliki kebun getah. Rata-rata panen satu pagi, 7 kilo. Satu bulan mereka bisa mendapatkan lebih kurang 100 kilo. Harga getah per kilo sekarang ini Rp 3000. Sebelumnya, beberapa bulan lalu, harga per kilo bisa mencapai Rp9000.
Tetapi, hasil yang mereka peroleh dari menoreh karet tidak bisa dipastikan. Perolehannya sangat tergantung cuaca. Jika musim hujan, pekerjaan menoreh tidak bisa dilakukan.
Selain menoreh mereka juga berladang dan nelayan. Pekerjaan ini mereka lakukan kadang kala setelah pulang dari menoreh. Mereka menanam padi di daratan di sekitar kampung.
Masyarakat yang menjadi nelayan menangkap ikan di danau. Mereka boleh menangkap ikan di Danau Lindung. Ada batas-batas yang boleh dan ada yang tidak boleh. Pukat-pukat yang mereka pakai juga dibatasi 4 inci saja. Dengan begitu ikan-ikan kecil tidak terperangkap.
Masyarakat juga menangkap ikan di Danau Penganyuh. Danau ini terletak di arah utara dari Danau Lindung. Jaraknya diperkirakan 10 menit menggunakan speed 2 PK. Kalau menggunakan sampan kayuh, perjalanan lebih kurang 30 menit.
Danau Aduk juga tempat menangkap ikan. Jarak dari kampung sekitar 15 menit dengan speed 2 PK. Kalau menggunakan sampan, lebih kurang 60 jam. Letaknya di arah selatan kampung.
Rata-rata hasil tangkapan nelayan tidak banyak. Dari menangkap ikan ini lebih kurang 5 kg. Harga ikan bau’, Rp2000 per kilo. Harga ikan tuman, Rp 8000. Tetapi tangkapan bisa lebih banyak pada musim air pasang. Pada musim bau' penduduk bisa mendapatkan ikan hingga ratusan kilo. Biasanya musim ini bulan Desember.
Perolehan ikan juga bisa lebih banyak pada musim kering. Saat ikan terperangkap di danau. Ini yang memudahkan masyarakat menangkap ikan.
Potensi ekonomi ini dapat masyarakat menikmati hidup yang lebih layak.
Masyarakat bisa membeli peralatan elektronik. Misalnya punya TV, radio, komputer, tape recorder dan HP.
Masyarakat juga memiliki motor air, dan speed. Inilah kendaraan yang digunakan oleh masyarakat Nanga Empangau. Tidak ada jalan darat di sini, karena mereka menggunakan jembatan atau gertak (kerarin).
Makanan khas di Nanga Empangau –seperti di daerah Kapuas Hulu lainnya adalah kerupuk basah (temet), kerupuk kering (kerupuk rangkai), dan ikan asin (balur).
Kemajuan lain yang perlu disebutkan di sini adalah dalam bidang olahraga. Bidang ini sangat menonjol. Mereka jago bermain sepak bola. Karena sering mendapat prestasi yang sangat gemilang.
Dalam bidang agama, penduduk di sini beragama Islam. Ada satu masjid, yaitu masjid Nurul Yaqin dan surau ada tiga. Nanga Empangau juga cukup menonjol dalam lomba bidang ini. Banyak pemuda dan pemudi yang telah ikut MTQ tingkat kecamatan dan kabupaten.
Di dalam bidang pendidikan, pendidikan di Nanga Empangau cukup maju. Ada taman kanak-kanak (TK). Ada Sekolah Dasar Negeri (SDN), dan ada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN).
Cukup banyak putra Nanga Empangau yang menjadi orang sukses. Ada yang jadi polisi, perawat, guru, pegawai KUA. Banyak juga yang masih kuliah.
Desa Nanga Empangau ini banyak sekali peraturan-peraturan dan adat istiadat yang diterapkan di masyarakat setempat. Penerapan ini juga yang membuat masyarakat dapat menjaga ikan di Danau Lindung.
Misalnya, orang yang menangkap ikan melewati batas yang ditentukan, bisa dikenakan denda. Selain membayar dengan sejumlah uang, ada denda juga berat. Denda berat adalah orang yang melanggar akan dikucilkan dari masyarakat. Pengucilan ini membuat pelanggar terisolasi. Isolasi sosial ini yang membuat masyarakat sangat patuh pada hukum adat ini.
Bila ingin berkunjung ke desa ini, sudah ada pondok wisata dibangun oleh Kantor Perikanan di Danau Lindung.

Sahirul Hakim
Mahasiswa, Asal Nanga Empangau