Rabu, 01 Juni 2011

IPMKH Gelar Try Out SNMPTN

Pontianak. Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kapuas Hulu (IPMKH) Pontianak mengelar try out SNMPTN mahasiswa baru 2011-2012, bertema Membangun Generasi Muda Kapuas Hulu Yang Mampu Bersaing dalam Dunia Pendidikan Akademik, ini berlangsung di ruangan Teori Umum Politeknik Negeri Pontianak. Kegiatan try out selama dua hari, dari tanggal 28-29 Mei 2011.
“Try out ini adalah sebagai panduan dan mengasah mahasiswa Kapuas Hulu yang akan mengikuti tes untuk melanjutkan keperguruan tinggi yang ada di Pontianak, pada khususnya bagi mereka-mereka yang mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru di Untan dan yang lainnya,” jelas Ketua IPMKH, Andi Ibrahim kepada Equator. Sabtu (28/5).
“Maka dari itu IPMKH sebagai fasilitator bagi calon mahasiswa baru asal Kapuas Hulu, untuk menentukan pilihan jurusan dan kelimuan sesuai dengan kompetensinya masing-masing,” katanya.
Mahasiswa ungkap Andi adalah sebagai generasi pembaharuan yang telah banyak memberikan peranan penting menentukan arah pembangunan bangsa Indonesia dan sampai hari ini, kelompok mudah yang dikenal kritis, cerdas dan rasional harus mampu tetap menjaga warna gerakanya jika eksistensinya masih tetap ingin diakui.
“Maka dari itu, kami sebagai IPMKH harus bisa mengambil peranan penting dalam upaya meningkatkan SDM Kapuas Hulu, yang lebih berkualitas dan mampu berkompetisi di era globalisasi dengan berbagai bidang kompetensi yang dikuasai. Dengan tentunya harapan kaum muda inilah yang nantinya akan membangun daerah Kapuas Hulu. Karena SDM harilah yang menentukan wajah baru Kapuas Hulu yang akan datang,” jelasnya.
Try out SNMPTN kata Andi bertujuan pertama, menjalin silahturahmi dengan calon mahasiswa baru asal Kapuas Hulu. Kedua, membantu calon mahasiswa baru asal Kapuas Hulu untuk bisa mendaftarkan dan masuk ke perguruan tinggi universitas pilihannya, dan ketiga, memberikan infromasi lebih lengkap mengenai pilihan jurusan atau fakultas yang ada di Pontianak.
“Malahan yang mengikuti try out ini, bukan hanya anak Kapuas Hulu saya, tetapi ada juga dari kabupaten lain, seperti Kabupaten Sintang, Sambas, Sekadau, dan Kota Pontianak,” katanya.
Sedangkan jumlah peserta jelas Andi, sebanyak 140 orang, yang mana terdiri dari anak-anak Kapuas Hulu sebanyak 110 orang, Sintang lima orang, Sambas sepuluh orang, Sekadau 15 orang, dan Kota Pontianak sebanyak 20 orang. Jadi dengan jumlah yang mengikuti try out SNMPTN ini sebanyak 140 peserta.
“Sedangkan tes dalam try out SNMPTN ini, yang mana starnya dari jam 07.30 pagi sampai selesai, hari Sabtu 28 Mei yang di Tes Potensi Akademik (TPA), tes rediktif atau kamampuan dasar, dan hari Minggu 29 Mei tes IPA dan IPS,” jelas Andi.
Denga ini, kata Andi semua peserta yang mengikuti try out SNMPTN ini harus benar-benar serius dalam mengisi soal yang kami berikan. Karena soal ini, salah satu panduan mereka untuk mengisi soal-soal pada saat tes penerimaan mahasiswa baru nanti.
“Mungkin kegiatan try out ini, tidak begitu berarti bagi calon mahasiswa baru, tetapi kami berharap mudahan-mudahan dapat membantu calon mahasiswa baru untuk masuk ke universitas atau perguruan tinggi negeri yang ada di Pontianak,” harapanya. (hakim/*).

Jumat, 27 Mei 2011

PTMSI Kalbar Gelar Kejuaraan Tenis Meja

Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kalimantan Barat mengelar kejuaran tenis meja. Perlombaan ini berlangsung dari tanggal 27-30 Mei 2011, di SDN 14 Kec. Pontianak Kota Jl Tamar. Jumat (27/5).
Ketua panitia, Eva Aorian Salam menyatakan mengapa kami mengadakan lomba tenis meja ini, karena kita melihat sekarang semua pertandingan tenis meja yang di Kalbar sangat minim sekali. Sementara peminat pemain tenis meja sangat banyak.
“Jadi dengan lomba tenis meja ini, bisa memberikan lapangan untuk bertanding serta memberikan semangat para pemain tenis meja yang ada di Kalbar, supaya selalu berlatih dan terus belatih untuk memperkuatkan permainan mereka barangkali terpilih permainan kejurda PON XIII pekan baru 2012 nanti, “ katanya.
Sedangkan peserta dalam kejuaraan tenis meja ini, kata Eva peserta veteran putra sebanyak 34 orang terdiri dari utusan SMASH sebanyak delapan orang, perorangan enam orang, STAIN empat orang, KABUT dua orang, ASG enam orang, TAMAR dua orang, KESEHATAN dua orang, Kubu Raya dua orang, dan PILAR JAYA dua orang.
“Sedangkan beregu putra sebanyak 76 orang, terdiri dari utusan SMASH sebanyak delapan orang, KABUT tiga orang, TAMAR dua orang, KESEHATAN tiga orang, ASG delapan orang, DYNAMO 12 orang, Kubu Raya empat orang, POLNEP tiga orang, MANDIRI lima orang, PA’E CS dua orang, PILAR JAYA empat orang, STAIN sembilan orang, PAHALA empat orang, GALAHERANG empat orang, GLAMOR tiga orang, dan AL AZHAR dua orang,” paparnya.
Sementara Ketua PTMSI Kalbar, Drs. Firdaus Zar’in, M.Si, menyatakan lomba tenis meja ini adalah salah satu untuk permanasan para pemain muda supaya mereka giat berlatih untuk memperkuatkan permainan mereka, barangkali mereka bisa terpilih dalam pertandingan tingkat kabupaten dan provinsi. “Kalau pemain tingkat veteran atau permain tua, cumin untuk ajang bersilahturahmi antara pemain tua,” katanya.
Dengan ini Firdaus berharap semua peserta yang mengikuti perlombaan tenis meja ini, supaya lebih semangat dalam perlombaan ini dan jagalah sportip permainannya. Kemudian jadilah lomba tenis meja ini sebagai salah satu persatuan dan persuadaraan kita sesama umat. (hakim/*).

LPM STAIN Gelar Pelatihan Jurnalistik Budaya Lokal

Pontianak. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak mengelar pelatihan jurnalistik. Pelatihan yang bertema Budaya Lokal: Melestarikan Budaya Melalui Tulisan. Kegiatan ini berlangsung di lantai dua ruangan Nadwah Jurusan Dakwah, dan pelatihan ini dibuka oleh Pembantu Ketua III STAIN Pontianak, Dr. H. Hermansyah, M. Ag. Kamis (26/5).
Ketua panitia Ahmad Fauzi menyatakan kegiatan ini merupakan gawai LPM tahunan dalam rangka menyemarakkan milad dan musyawarah LPM STAIN Pontianak. “Pelatihan Jurnalistik ini juga dirangkai oleh Lomba menulis Essai, lomba Mading tiga Dimensi Tingkat SMA/MA Sedejarat se Kota Pontianak,” jelasnya.
Lomba menulis essai jelasnya telah dimulai pada tanggal 16 April yang lalu, dan berakhir pada tanggal 23 Mei. Rencananya naskah-naskah yang terbaik akan dijadikan buku, dan menjadi salah satu referensi mengenai kebudaaan Kalimantan Barat. “Sedangkan lomba mading dilaksanakan pada hari Jumat, pada tanggal 27 Mei,” katanya.
Lomba mading ini kata Fauzi bertujuan untuk mengajak siswa-siswa untuk mengenal, membudayakan budaya. Kemudian melalui majalah dinding ini, diharapkan menjadi daya tarik siswa-siswa SMA sedejarat untuk lebih bersemangat mengenal budayanya. “Karena majalah mading dengan berbagai bentuk dan warna itu, tentu bisa menjadi daya tarik sendiri untuk siswa-siswa mengekpresikan kekreatifan mereka, terutama dari sisi kepenulisan,” ungkapnya.
Sebagai mahasiswa kata Fauzi, harus menjadi penerus generasi bangsa yang mengenal serta melestarikan budayanya. Sehingga tidak ada lagi, negara lain yang mengaku-ngaku kebudayaan kita adalah milik mereka. “Insallah, kegiatan ini akan ditutup pada tanggal 28 Mei mendatang ini, “ ujarnya.
Diwaktu yang sama, Ketua Umum LPM STAIN, Sahirul Hakim mengatakan budaya merupakan salah satu asset negara yang dapat membantu menambah nilai sosial maupun ekonomi Negara. Di era masa kini yang serba maju, serba mewah dan serba instan, menjadikan semakin bertambahnya budaya yang di tinggalkan oleh masyarakat.
“Karena kita dijajah oleh budaya asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat, hingga akhirnya budaya asli Indonesia akan terpinggirkan. Indonesia mempunyai beragam budaya lokal yang sangat unik, berbeda dan menarik, jika budaya-budaya tersebut dijaga dan dikembangkan maka akan membantu Negara ini untuk memulihkan kestabilitasan nilai ekonomi,” jelasnya.
Meskipun budaya lokal, kata Hakim mempunyai nilai ekonomi dan daya tarik yang cukup tinggi, salah satu bukti adalah beberapa budaya kita yang pernah di klaim sebagai budaya negara lain. Hal itu menandakan bahwa Indonesia masih kaya akan budaya yang banyak di incar Negara lain.
“Melalui lomba Jurnalistik ini, sebagai pers mahasiswa kami mencoba untuk mengangkat tema Melestarikan Budaya Lokal dengan Tulisan, sebagai wujud kepedulian kami terhadap budaya lokal di Indonesia terutama di Kalbar,” jelasnya.
Kegiatan ini jelasnya merupakan rangkaian Milad ke VII LPM STAIN Pontianak yang terdiri dari lomba menulis budaya dan mading tiga dimensi.pesertanya diikuti oleh siswa-siswi SMA sederajad di Kota Pontianak agar nantinya dapat memberikan motivasi bagi mereka untuk lebih menyayangi dan menjaga budaya asli Indonesia.
“Saya berharap kegiatan ini, bisa menjadi geliat para remaja, masyarakat Kalbar dan pemerintah untuk tetap melestarikan budaya lokal kita khusus Kalbar,”hapannya.
PUKET III, Kemahasiswaan, Dr. H. Hermansyah, M. Ag menyatakan pelatihan jurnalistik budaya lokal ini, sangat bagus sekali dalam menginggatkan para remaja dan masyarakat Kalbar utntuk bisa melestarikan budaya kita melalui tulisan atau karya lain, yang bisa melestarikan budaya lokal kita.
“Dengan ini saya berpesan untuk para peserta harus benar-benar mengikuti pelatihan jurnalistik budaya lokal ini dengan baik. Karena momen-momen ini sangat bagus sekali untuk mahasiswa iktuti,” pesanya. (hakim/*).

Lepaskan Kontingen FASI Kota Pontianak

Rabu (25/05), di depan kantor Walikota Pontianak, H. Sutarmidji, SH, M. Hum melepaskan sebanyak 57 peserta dari kontingen Fastival Anak Shaleh Indonesia (FASI) Kota Pontianak, yang diketua tim, Drs. Firdaus Zar’in, M.Si, untuk berangkat ke Kabupaten Sambas dalam rangka FASI VIII tingkat wiliyah Kalimantan Barat, yang diselengarakan oleh BKPRMI kota Pontianak.
Ketua tim kontingen FASI Kota Pontianak, Drs. Firdaus Zar’in, M.Si, menyatakan kegiatan ini dari tanggal 25-29 Mei 2011. Sedangkan peserta yang mengikuti FASI VIII ini, sebanyak 57 peserta berasal dari utusan BKPRMI kota Pontianak, Al-Fan, Al-Azhar, Al-mustaqim, Mujahidin, Al-Amin, Raudhatul Muhtadin, Fastabiqul Khairat, Al-Azhar, Al Hikmah, Kholilullah, Al Kautsar, dan Al Fajar. Kemudian timbah opfisial dan orangtua peserta jadi berjumlah sebanyak 80 orang.
“Dalam FASI VIII tingkat wiliyah Kalbar ini, kontingen FASI kota Pontianak akan mengikuti perlombaan seperti Mewarnai TKA, Menggambar TPA, Tartil TK, Nasyid TKA-TPA, Ikrar Santri TKA-TPA, Azan dan Iqamah TKA-TPA, Pidato Bahasa Indonesia TKA-TPA-TQA, Pidato Bahasa Inggris TQA, Pidato Bahasa Arab TQA, Cerdas Cermat Al-Qur’an TKA/TPA, Kaligrafi TQA, Terjemah Lafziyah TQA, Hafalan Juz Amman TQA, dan Cerita Islami,” jelas dosen STKIP-PGRI ini.
Dalam FASI ini, Kota Pontianak selalu mendapatkan juara umum. Selama ini kita sudah dua kali mendapatkan juara umum dalam FASI tingkat wiliyah Kalbar tersebut. “Insallah dengan latihan sudah dua bulan ini, dengan dilatih oleh ustadz dan ustadzah yang sangat berpengelamaan didalam bidangnya masing-masing. Kita yakin bahwa Kota Pontianak bisa mempertahankan juara umum lagi,” harapannya.
Diwaktu yang sama Sutarmidji berpesan bagi yang berangkat dalam kegiatan festival ini, hati-hati jangan ngebut dijalan, supaya bisa nyampai tempat tujuan. Kemudian jaga kesehatan untuk para peserta, agar dalam pelaksanaan ini bisa maksimal dengan baik.
“Kami berharap kontingen FASI Kota Pontianak, dalam mengikuti FASI VIII tingkat wiliyah Kalbar ini, bisa tampil dengan maksimal dan bisa mendapatkan juara umum. Kemudian tunjukan prilaku yang baik serta tingkah laku yang baik di kampung orang,” harap Sutarmidji dalam kata sambutannya.
Kemudian Sutarmidji menyatakan pada saat kontingen FASI Kota Pontianak pulang nanti, saya akan memberikan bonus sebanyak 35 juta. “Penyerahan bonus itu, pada saat kita pemubabaran peserta FASI Kota Pontianak nanti,” katanya. (hakim/*).

Selasa, 10 Mei 2011

33 Anggota FLAB KKR Akan Dikukuhkan

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, SH akan menggukuhkan sebanyak 33 orang anggota Forum Lintas Adat dan Budaya (FLAB) Kabupaten Kubu Raya, dengan dirangkai rapat kerja masa bakti 2011-2013, di hotel Dangau Pontianak.
Ketua FLAB KKR, Drs. Jipridin, M.Si menyatakan peran forum ini untuk menciptakan keharmonisan dan sinkronisasi program majelis budaya dan forum kerukunan umat beragama. “Jadi sebagai program yang ada di masing-masing majelis adat, apakah itu MABM, IKBM, MABT, FKUB, DAD, dan Paguyuban Jawa. Semua ini dicari progam yang merekat untuk kebersamaan, itulah yang kita munculkan di dalam forum ini,” jelas Jipridin kepada Equator diruangan kantornya Arpusda KKR. Senin (09/05).
FLAB ini jelasnya, ingin merumuskan dan menciptakan pormulasi, bagaimana masing-masing adat dan budaya yang berkembang ini, agar dia tidak tergusur oleh arus zaman. “Supaya adat dan budaya ini, tetap eksis maka forum ini kita jadikan ageng tempat persinggahan masing-masing adat,” ujarnya.
Ada tiga susunan kepengurusan FLAB KKR ini kata Jipridin. Pertama dewan pembina antara lain, Bupati Kubu Raya, Ketua DPRD KKR, Kapolres KKR, dan Dandim KKR. Kedua, dewan penasehat yaitu Wakil Bupati KKR, Kepala DISBUDPARPORA KKR, Kepala BAPPEDA KKR, Drs. H. Rajudin Samad, M.Si (MABM), Ir. Sakandi Talok (MABT), Drs. Tarmizi Karim (FKUB), dan Ketua Majelis Adat Budaya dan FKUB KKR.
Sedangkan yang ketiga jelasnya, dewan pengurus harian terdiri dari bidang adat, seni, dan budaya, bidang usaha dana, bidang advokasi dan pemberdayaan masyarakat, bidang kemitraan ekonomi umat, dan bidang humas.
“Budaya yang ada di Kubu Raya ini, biar tumbuh dan dikawal, yang artinya budaya itu tumbuh tidak lepas dari pengawalan lembaga-lembaga adat ini. Dengan ini semua lembaga harus bertanggungjawab, apabila dalam aktulisasi adat budaya timbul, dimasyarakat itu dianggap sebagai tanda petik bertentangan maka forum inilah yang mediasi,” harapanya.
Pesan Jabridin kepada anggota FLAB ini, harus tetap semangat dan meningkatkan rasa kebersamaan yang tinggi sesama anggota. Kemudian menghilangkan sifat-sifat etnis, budaya, dan agama. Karena bagaimanapun hidup di negara yang beraneka tunggal ika ini, harus memperdepankan rasa kebersamaan.
“Dalam hidup ini, tidak boleh masing-masing adat, budaya, dan agama memiliki kebenaran mutlak. Tetapi kebenaran mutlak itu adalah miliki Tuhan. Karena sebagai manusia, untuk mencari permulasi kebenaran itu menjadi kebenaran bersama,” tegasnya.
Dalam al-Qur’an kata Jibridin, dalam surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT telah menjelaskan Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
“Jadi salah satu tujuan kita, untuk mendirikan forum ini adalah untuk melekatkan hubungan kebudayaan dan mengenal satu dengan yang lain. Sehingga yang tadinya timbul ada perasangka terhadap etnis lain, dengan adanya kebersamaan ini kita bisa menghilangkan perasangka buruk tersebut, untuk menghindar yang namanya konflik,” ujarnya dengan tegas. (hakim/*).

Minggu, 24 April 2011

32 Anggota Baru IPMKH Dilantik

Sebanyak 32 anggota baru Ikatan Persatuan Mahasiswa Kapuas Hulu (IPMKH) periode 2011-2013 dilantik oleh Dewan Pimpinan IPMKH, Dr. H. Hermansyah, M.Ag, di Gedung Lembaga Penelitian Untan. Pelantikan ini dengan tema “Meningkatkan Sinergisitas dan Konsistensi dalam mewujudkan IPMKH yang berkualitas”.
“Dengan 32 anggota baru IPMKH ini, yang telah dipercayakan oleh mahasiswa atau warga asal dari Kapuas Hulu di Pontianak ini. Insallah kami akan selalu berusaha untuk yang terbaik demi IPMKH kedepannya. Asalkan semua anggota IPMKH dan mahasiswa Kapuas Hulu, bisa kerjasama dan kompak dalam melaksanakan program kedepannya,” ungkap Ketua IPMKH periode 2011-2013, Andi Ibrahim kepada Equator seusai pelantikan. Sabtu (23/04).
Dalam program IPMKH kedepan jelas Andi, kita akan berusaha untuk membuat wadah bagi kepetingan mahasiswa atau warga Kapuas Hulu yang ada di Pontianak ini. IPMKH kali ini akan membuka lembaran baru untuk menunjukan bahwa IPMKH bisa mengharumkan nama baik Kapuas Hulu.
“Sedangkan visi dan misi IPMKH, mampu menyatukan dan membuat nama baik Kapuas Hulu kedepan, yang selama ini mungkin kurang dikenal,” jelasnya.
Dewan Pimpinan IPMKH, Dr. H. Hermansyah, M.Ag menyatakan kepengurusan IPMKH yang baru dilantik ini, mudah-mudahan mereka bisa kompak lagi dan ada satu kemajuan baik dari anggota dan serta masyarakat Kalbar khususnya masyarakat Kapuas Hulu.
“Makanya mereka harus ada program khusus untuk masyarakat Kapuas Hulu yang ada di Pontianak ini. Supaya IPMKH mempunyai jejak yang terbaik terhadap masyarakat Kapuas Hulu sendiri,” katanya.
Dengan ini pesan H. Hermansyah bagi mahasiswa Kapuas Hulu bergabunglah di IPMKH, dan gunakanlah IPMKH sebagai wadah organisasi, wadah pengumpulan yang bermanfaat bagi kawan-kawan Kapuas Hulu. Supaya saling membantu, kerjasama dan saling membina kawan-kawan yang bermasalah.
“Saya berpesan untuk mahasiswa Kapuas Hulu, harus benar-benar bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Karena orangtua dikampung sudah kerja keras untuk membiayai kita, supaya kita bisa jadi orang yang berguna bagi agama dan negara kita. Dengan ini kita tunjukkan bahwa orang Kapuas Hulu bisa berprestasi dengan baik,” pesanya. (hakim/*).






STRUKTUR PENGURUS IKATAN PELAJAR DAN MAHASISWA/I KAPUAS HULU
( IPMKH ) PONTIANAK

KETUA UMUM : ANDI IBRAHIM
WAKIL KETUA UMUM : MUHAMMAD HUSIN AKBAR
WAKIL KETUA 1 : FEDRI SARBANSYAH
SEKRETARIS UMUM : BASYAR
WAKIL SEKRETARIS : HARDI MURDANI
BENDAHARA UMUM : ASNI BATALENA
BENDAHARA 1 : SOLLIYAH
DEVISI-DEVISI
1. DIVISI KESEKRETARIATAN DAN ORGANISASI
- CO. RAMADHANSYAH
- RIJAL M.S
- RACHMAD WIJAYA

2. DIVISI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
- CO. DENDI RUSIANDI
- AGUS SUPRIANTO
- DONI MAGANG

3. DIVISI KEILMUAN DAN PEMBERDAYAAN ANGGOTA
- CO. PERI SUPRIADI
- LIANA SIHOMBING

4. DIVISI HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN KEMASYARAKATAN
- CO. RYAN ADITYA
- RAHMAWATI SATRIMA
- ARDIAN ARISTA




5. DIVISI HUBUNGAN KEPEMERINTAHAAN
- CO. ARIE JOWARDI
- IRWAN
- WAHYU WIJAYANTO

6. DIVISI AGAMA DAN KEROHANIAN
- CO. LINLIN SURYADI
- RAHMIANA

7. DIVISI KEWIRAUSAHAAN
- CO. SAPRIANTO
- RITA MAHYUNI
- HERMAN
- ADHITTIA EGHA PERDANA

8. DIVISI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
- CO. MIA ANGGREINI
- IDA GUSTINA
- ASMARANI

9. DIVISI PEMUDA DAN OLAHRAGA
- CO. ARJUN SUPRIADI
- GUSTINA

Nasdem Lanjut 3 Amanah

Hasil dari rapat pleno Minggu 9 April 2011 kemarin, Nasional Demokrat (Nasdem) Kota Pontianak, akan meninjaklanjuti ada tiga amanah yang harus dilaksanakan supaya Nasdem bisa mengembangkan organisasi agar lebih maju dan memperkenalkan diri lebih dekat lagi kepada masyarakat Kalimantan Barat.
“Pertama, yang berkaitan dengan konsulidasi organisasi di enam kecamatan dan 29 kelurahan. Dengan maksud akan dibentuknya enam ormas Nasional Demokrat yaitu kecamatan Pontianak Kota, Pontianak Barat, Pontianak Selatan, Pontianak Tenggara, Pontianak Utara, dan Pontianak Timur, serta 29 kelurahan,” Jelas Ketua Nasdem Kota Pontianak, Drs. Firdaus Zar’in, M.Si, kepada Equator. Kamis (21/04).
Dengan ini jelas Firdaus, kita sudah menentukan beberapa calon-calon pengurus yang berasal dari kalangan pegawai negeri, pengusaha, mahasiswa, dan lain-lain. “Dengan tujuan konsulidasi organisasi ini adalah untuk melebarkan sayap dan memperluaskan jaringan supaya Nasional Demokrat bisa berkembang di enam kecamatan dan 29 kelurahan tersebut,” kata Seketaris Umum KONI Provinsi Kalbar ini.
Kemudian kedua lanjutnya, kami sekarang ini setiap hari menginfot Kartu Tanda Anggota (KTA), ini sudah tercetak sekitar 2300 KTA. Bagi teman-teman dan masyarakat yang sudah mendaftarkan lewat internet dan mendaftar melalui femulir, untuk itu kartunya sudah bisa diambil di seketariat Nasdem Jl. Imam Bonjol Gang H. Mursyid I.
“Dengan tujuan adalah untuk mendata secara ril berapa jumlah anggota yang selalu mendukung dalam ormas ini,” jelas mantan anggota DPRD Kota Pontianak ini.
Firdaus menginformasikan di bulan Mei ini, sekitar minggu ketiga atau minggu empat, kita akan melakukan dekralasi yang akan bergabung dengan Nasional Demokrat yang ada di Kubu Raya. Dalam rangka meresmikan dan pelantikan, yang akan dihadirkan oleh pengurus pusat Nasional Demokrat.
“Kemudian hasil dari rapat pleno itu juga, teman-teman bersepakat bahwa kami ada uang khas, setiap pengurus mengeluarkan uang sebesar 5000 rupiah perbulan. Nah, uang 5000 rupiah itu adalah untuk dana sosial,” kata pria kelahiran Kabupaten Ketapang ini.
Selanjutnya ketiga, hasil dari rapat itu juga jelas Ayah Empat anak ini, dalam setiap bulan kami akan mengadakan diskusi bulanan, dengan menghadirkan para akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, media dan pemerintah. Dalam rangka untuk meminta masukan kepada organisasi ini, untuk memecahkan masalah-masalah masyarakat yang ada di Kota Pontianak ini.
“Jadi saya berharap dalam organisasi ini bisa lebih bermakna dan berarti, tidak hanya sekedar ormas yang hanya berbentuk. Kemudian kami tidak mau Nasdem ini, hanya sekedar ormas tetapi harus ormas yang mendapatkan nilai yang terbaik dari pada ormas lain,” harapnya. (hakim/*).

BKPRMI Berkibrah Untuk Pemuda Remaja Masjid

Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI) Kota Pontianak, selalu berkibrah untuk pemuda remaja masjid di Kalbar ini. Karena peran BKPRMI sangat penting sekali untuk membina para pemuda remaja masjid, dalam berperan aktif di masjidnya, supaya mereka lebih tahu bagaimana fungsi masjid selain dari melaksanakan perintah-Nya. Demikianlah kata Ketua BKPRMI Kota Pontianak, Firdaus Zar’in kepada Equator diruangan kantornya. Selasa (19/04).
“Namun sebenarya di BKPRMI ini, yang lebih hidup yaitu Lembaga Pendidikan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-qur’an (LPPTKA). Karena kegiatan LPPTKA ini, adalah kegiatan rutin yang sering dilaksanakan. Sementara kegiatan yang lain-lain, itu lebih bersifat isidentil minsalnya kalau ada kegiatan-kegiatan pemuda remaja masjid, pelatihan jurnalistik, pelatihan pardu kifayah, dan pelatihan manajemen masjid, itu jarang dilaksanakan seperti program LPPTKA,” jelas pria kelahiran 18 Maret 1968 ini.
Sehingga selama priode kepengurusan kami lanjutnya, bisa dikatakan belum maksimal. Mungkin juga karena sebelum saya menjadi ketua, di dalam kepengurusan itu memang keaktipan teman-teman ini belum pesat. “Jadi saya berpikir bahwa ini tugas kedepan bagaimana BKPRMI lebih aktif lagi dalam kenerjanya,” kata pria mantan anggota DPRD Provinsi ini.
Pria sarjana S2 Fisip Untan jurusan sosiologi ini, menyatakan dalam waktu dekat ini, insallah kami akan melaksanakan musyawarah untuk memilih ketua BKPRMI yang baru. Sedangkan perbentukan cabang BKPRMI di kecamatan sudah terbentuk, cuman memang ada beberapa kemacatan yang harus kita perbaharui lagi. Karena belum aktif sesuai dengan tujuan kami.
“Sebenarnya dengan berjalannya organisasi seperti ini, kita berharap BKPRMI di kecamatan dan kelurahan bisa juga berperan aktif dalam kegiatan ini. Tapi kenyataannya, memang agak sedekit leso darah. Karena mungkin kawan-kawan sudah mengelola TPA masing-masing di masjidnya,” ujarnya.
Namun selama ini kata pria juga sebagai Ketua Partai Nasional Demokrat Kota Pontianak ini, merasa salut dan memberi asprisiasi terhadap kawan-kawan, mungkin hanya diberikan uang transport 150 ribu, 250 ribu, dan 300 ribu, mereka tetap bisa berjalan sendiri untuk menjalankan tugas dari BKPRMI ini. sehingga kita disini hanya berfungsi sebagai koordinasi dan mediasi saja.
“Sebenarnya kalau setiap remaja masjid benar-benar berfungsi di masjidnya, saya pikir akan bisa mengurangi dekadensi moral. Karena masjid itukan bukan hanya berspektif agama untuk melaksanakan ibadah, tetapi masjid itu bisa dikaji masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, dan semua bisa dikaji. Cuman ini belum di memfaatkan oleh para remaja masjid sendiri. Sehingga remaja masjid harus perlu di rebilitalisasi, supaya lebih oktimal perannya,” tegasnya.
Dengan masalah inilah lanjutnya perlu kerja keras lagi untuk membina remaja masjid itu sendiri. Karena masih ada juga pengurus masjid yang tidak akur. Dengan ini banyak remaja masjid tidak aktif, sehingga dari azhan ,membersihkan, dan merapikan masjid itu orang tua juga, jadi kemana remaja masjid itu. Sebenanrya masalah itu adalah para remaja masjid yang melakukannya.
“Saya berharap seorang walikota, seorang camat, lurah, dan seorang kepala dinas, yang mengaku beragama Islam harus juga membina remaja masjid menimal dilingkungan dimana dia tinggal. Sehingga peran remaja masjid bersama pemerintah, dan masyarakat itu bisa secara senergi,” ujarnya dengan penuh harapan.
Dalam pertengahan bulan Mei nanti kata Firdaus insallah . kontingen festival anak soleh se-Kota Pontianak ini, akan bertanding ke Sambas. Untuk itu tentu kita berharap peran pemerintah dalam ril yaitu bantuan dana yang cukup besar. Karena kita sangat kekurangan dana, sehingga kami melibatkan orangtua peserta lomba dalam membantu dana untuk keberangkatan nanti. Kita berangkat ini adalah mewakili kota Pontianak, jadi pemerintah harus membantu kami dalam pendanaan.
“Sekarang kami mempersiapkan para peserta, untuk latihan setiap minggu. Nah, para peserta latihan berdasarkan keperwakilannya minsalnya lomba hapalan Al-qur’an, dia berasal dari SMA dan SMP Al-Azhar, maka latihan disana. Kemudian perwakilan Mujahidin, jadi merekalah yang bertanggungjawab dalam perlatihan itu. Sudah beberapa bulan mereka latihan di sekolahnya masing-masing, setelah itu mereka akan kami temukan untuk latihan bersama-sama,” jelasnya. (hakim/*).

Arpusda KKR Gelar Bimtek

Hari ini Senin (18/04), Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Kubu Raya (KKR), mengelar Bimtek (Bimbingan Teknis) tenaga pengelola dan pelayanan perpustakaan sekolah. Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan, SH dipastikan membuka acara yang akan gelar di Aula Kantor Bupati Kubu Raya.
“Kegiatan ini untuk menyatukan visi dan persepsi, masing-masing pengelola perpustakaan sekolah, supaya memiliki persamaan dalam cara mengelola buku dan juga dalam kerja tim untuk bisa mengerti tentang sistem, mekanisme dan prosedur tata administrasinya,” kata Kepala Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kubu Raya, Drs. Jipridin, M. Si kepada Equator. Sabtu (16/04).
Kegiatan ini kata Jipridin diikuti oleh empat kecamatan yaitu Kecamatan Ambawang, Kuala Mandor B, Terentang, dan Kakap. Dengan peserta 50 orang asal dari tenaga guru SD yang mengelola bidang perpustakaan. Sedangkan materinya seperti kebijakan tentang perpustakaan, dan praktek pengelolaan bahan pustaka atau koleksi perpustakaan.
“Sesuai dengan UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan telah menetapkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan umum dilakukan oleh pemerintah provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Desa atau Kelurahan. Oleh karena itu, sudah selayaknya para pemangku kepentingan dan pemangku kekuasaan mempunyai perhatian akan arti pentingnya keberadaan perpustakaan umum yang biasa kita sebut sebagai Universitas Rakyat bagi masyarakat umum dan masyarakat pendidikan,” ujar pria yang murah senyum ini.
Pria kelahiran 1965 ini menyatakan, kegiatan tersebut sesuai dengan visi Arpusda Kubu Raya yaitu terwujudnya informasi faktual dan cerdas menuju Kubu Raya yang terdepan dan berkualitas. Visi ini terangnya, nanti akan ditularkan dalam even-even yang digelar.
Untuk mencapai hasil fungsi perpustakaan secara benar dan optimal kata Ketua FLAB KKR ini, harus penerangan dan penyebaran informasi, fungsi pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat, fungsi penelitian dan pelestarian, fungsi sosial, budaya dan rekreasi, dan fungsi inspirasi serta apresiasi.
“Nah, hasil dari fungsi tersebut bila dirangkumkan menjadi sebuah kesatuan akan dapat menjadikan perpustakaan umum daerah sebagai pusat sumber belajar dan dalam keterampilan hidup masyarakat,” katanya.
Suami Suharti Lastri ini berharap, ikutilah kegiatan ini dengan sungguh-sungguh agar apa yang disampaikan oleh nara sumber dapat diserap dan dapat diaplikasikan kesekolahnya masing-masing. Agar menjadi nilai tambah para peserta. Kemudian bahwa dibidang kearsipan dan bidang perpustakaan sangat penting sekali dalam mengembangkan pengetahuan dan terwujudnya informasi faktual dalam menuntut ilmu.“Sebaik-baiknya manusia apabila bermanfaat buat orang lain. Kemudian Change we can believe (Perubahan adalah apa yang kita percayai),” katanya sambil tersenyum. (hakim/*).

Aksi Nyata Yayasan Masjid Al Amiin Sumbang Dana Rehap Masjid Baitul Iman

Kiprah Yayasan Masjid Al Amiin Perum II Jeruju Pontianak patut diacungi jempol. Yayasan yang dipimpin Harry Aladin itu memperlihatkan aksi nyatanya dengan menyumbang Rp 4 juta untuk merehab Masjid Baitul Iman di Jalan Kom Yos Sudarso.
“Bantuan ini, baru pertama kali kami lakukan. Tujuan pertama kami adalah dalam momen kepedulian untuk bekerja sama untuk membangun masjid. Namanya masjid itukan tempat ibadah umat Islam untuk menjalankan perintah Allah SWT. Jadi kita sebagai umat Islam harus saling membantu dan kerja sama dalam membangun masjid,” jelas Ketua Yayasan Masjid Al Amiin, Harry Aladin saat bertandang ke Masjid Baitul Iman, Selasa (12/04) lalu.
Tujuan kedua kata Harry, untuk menggugah masjid lain supaya memberikan bantuan kepada masjid-masjid yang sedang membutuhkan dana untuk membangun dan merehabilisasi masjidnya. Upaya tersebut untuk menghilangkan kesan umat Islam tidak terkesan seperti pengemis yang minta di jalan-jalan. Dalam Islam itu yang namanya minta-minta tidak dianjurkan.
Fenomena warga meminta sumbangan di jalan-jalan untuk pembangunan masjid memang ada. Hal tersebut bagi sebagian kalangan umat Islam kurang pas. Islam seolah-olah digambarkan suka minta-minta. Hal itulah yang ikut melatarbelangi Yayasan Masjid Al Amiin untuk menggalang dana untuk membantu merehab Masjid Baitul Iman.
“Sebenarnya kita ada namanya Dewan Masjid Indonesia. Ternyata perannya tidak begitu kelihatan. Kalau memang Dewan Masjid Indonesia mau berperan dalam hal ini, mungkin semua masjid tidak perlu lagi mendapatkan dana dari Pemda. Pemda cukuplah menambah kekurangan saja, apabila dana dari hasil infak umat kurang,” jelas mantan Sekretaris PSSI Kalbar ini.
Sumber dana Rp 4 juta itu jelas Harry, dari infak jemaah Masjid Al Amiin sendiri selama satu bulan. Kegiatan pengumpulan infak itu dimulai dari minggu kedua Januari, minggu kedua Februari, minggu ketiga Maret, dan minggu keempat bulan April. Ternyata, dengan penggalangan dana itu mendapat antusias dari jemaah Masjid Al Amin.
“Kami berharap untuk semua masjid yang ada di Kalbar khususnya Kota Pontianak ini, bisa mengikuti apa yang telah kami lakukan. Kerja sama antarmasjid ini sangat penting terutama dalam membantu masjid dalam tahap pembangunan. Satu hal yang jauh lebih penting dengan adanya kerja sama itu bisa menguatkan bahwa Islam adalah selalu bersatu dalam membangun rumah Allah SWT. Termasuk dalam hal-hal lain bisa memperlihatkan kekuatan Islam apabila terjalin kerja sama yang erat,” papar Harry.
Harry juga memaparkan mengenai fungsi masjid. Selama ini, masjid selalu diidentikan hanya tempat salat berjamaah semata. Kalau mengikuti sunah Rasulullah, masjid memiliki banyak dimensi. Bahkan, di zaman Rasulullah, semua persoalan umat dipecahkan di dalam masjid.
“Artinya, masjid banyak memiliki dimensi, seperti dimensi sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Beberapa masjid yang sudah modern, masjid tidak sekadar tempat ibadah, juga untuk memajukan ekonomi umat. Jangan heran apabila ada di sekitar masjid toko untuk berjualan, koperasi, maupun bentuk kegiatan ekonomi lainnya,” papar penggila sepak bola ini.
Ada juga masjid menyelenggarakan pendidikan. “Banyak masjid sudah ada lembaga pendidikan seperti TPA, ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah. Di sini memperlihatkan wajah masjid yang benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya,” jelas Harry.
Sisi sosialnya juga banyak diperlihatkan sejumlah masjid. Misalnya, persoalan fardhu kifayah banyak yang diurus oleh masjid. Membantu anak yatim, memberikan beasiswa, memberikan modal bagi pedagang kecil. “Semua itu bagian dari penataan masjid modern. Yayasan Masjid Al Amiin berusaha untuk menjadi lebih modern. Harapan kita, bagaimana masjid benar-benar memberi manfaat bagi seluruh jemaah maupun lingkungannya,” harapnya.
“Bantuan yang kami berikan bagian dari dimensi sosial masjid. Semoga apa yang kami lakukan ini diikuti oleh masjid lainnya. Kerja sama penting untuk membesarkan agama Allah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Masjid Baitul Iman, H Sofwan Hadi menyatakan sangat berterima kasih atas bantuan Yayasan Masjid Al Amiin. Pihaknya memang sangat membutuhkan dana untuk menyelesaikan pembangunan masjid.
“Kita mengucapkan terima kasih buat Yayasan Masjid Al Amiin. Mungkin bantuan tersebut untuk pertama kalinya dari pengurus yayasan yang dikelola masjid juga. Tentunya, dana tersebut akan kami gunakan untuk merampungkan pembangunan masjid kami,” kata Sofwan.
Sofwan juga menginformasikan kebutuhan dana untuk bisa merampungkan Masjid Al Iman. Menurutnya, dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 miliar. Jumlah dana yang cukup besar. Dia yakin, apabila umat Islam bersatu, dana sebesar itu akan mudah didapatkan. “Masjid yang sedang kita bangun daya tampangnya memang besar. Bagi umat Islam yang mau membantu dana atau berbentuk material, silakan menghubungi 775356 dan 7992271. Insya Allah sumbangan akan kita gunakan sebaik-sebaiknya untuk pembangunan masjid,” imbaunya. (hakim/*).

AMP Kalbar Tetap Peduli

AMP Kalbar Tetap Peduli
Organisasi baru didirikan di Pontianak pada tanggal 10 April 2011, yaitu Aliansi Mahasiswa Peduli (AMP) Kalimantan Barat, yang berazaskan pancasila ini, akan tetap selalu peduli terhadap para masyarakat kecil yang sangat membutuhkan. Dengan fungsi menjadi mediator antara masyarakat kecil dengan pemerintah.

Dengan visi “Mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, dan peduli” dan misi “Meneropong kembali masyarakat Kalbar dalam bidang kesehatan dan pendidikan, memberikan bantuan kepada masyarakat untuk mewujudkan masyarakat cerdas dan sehat, meningkatkan rasa kebersamaan melalui kepedulian terhadap sesama, dan terlibat langsung dalam kegiatan kemasyarakatan untuk mendukung program pemerintah”.

“Awal dari terbentuknya AMP Kalbar ini, hasil dari pergumpulan beberapa mahasiswa yang ada di Kalbar. Disini kami melihat dimana kemarin, ada terjadi sesuatu terhadap saudara kita yaitu Ica Robiansyah yang terkena penyakit tumor mata, yang tidak mempunyai dana untuk biaya pengobatannya. Berangkat dari masalah ini, ternyata dari pihak pemerintah kurang menanggapi masalah ini,” kata Ketua AMP Kalbar, Yoppy Anggriawan kepada Equator. Rabu (13/04).

Maka dari itu, lanjut Yoppi kami bergerak untuk melakukan penggalangan dana di lampu merah, di kampus, beberapa yayasan-yayasan di Pontianak, dan beberapa pengusaha dari Jakarta yang membantu memberikan uang tunai dalam oprasi pengobatan Ica Robiansyah kemarin.

“Berangkat dari masalah ini, teman-teman berinisiatif untuk membentukan orgnisasi yang kami berinama Aliansi Mahasiswa Perduli (AMP) Kalbar. Sedangkan anggota AMP Kalbar ini, berasal dari mahasiswa Untan, Polnep, STAIN Pontianak, STIKEP Muhammadiyah, BSI, STIMIK, Fakultas Ekonomi, Fisip, Mipa, dan Pertanian” jelasnya.

Aliansi ini jelas Yoppi, juga membantu dibidang kependidikan dari SD dan SMP. Dimana kalau ada adek-adek kita yang putus sekolah, gara-gara kurang dana. Nah, mungkin kita bisa membantu mereka untuk melanjutkan sekolahnya yang negeri.

“Dari Aliansi ini, alhamdulilah sudah dua orang yang kami bantu yaitu pertama Ica Robiansyah, yang mana sudah agak sembuh setelah operasi di rumah sakit Normah Kucing-Sarawak Malaysia. Nah saat ini Imam Safari, yang masih membutuhkan dana sebanyak 150 juta untuk biaya operasi tumor diperut di Kuala Lumpur,” katanya.

Bagi masyarakat Kalbar, kata Yoppi yang mau bersimpati membantu Imam Safari, untuk biaya operasi tumor di perut yang mana sekarang masih terbaring di rumah sakit Kuala Lumpur. Silahkan salurkan dana di Bank Mandiri cabang Singkawang an: Dompet simpatik Imam S. Nomor Rekening: 1460005992453. Bank BNI 46 cabang Singkawang an: Dompet Simpatik Kalbar Times, Nomor Rekening: 0214502191. Bank BCA cabang Singkawang an: Roby Wijaya, Nomor Rekening: 8170494009.

“Dengan masalah ini, kami mohon pemerintah bisa merespon apa yang telah kami lakukan selama ini untuk masyarakat. Pemerintah juga harus turun tangan, untuk menanggangi masalah biaya pengobatan bagi masyarakat yang kurang mampu,” harapnya. (hakim/*).



Struktur AMP-Kalbar Periode 2011-2012:

Penasehat dan Penanggung Jawab : Roby Wijaya
Ketua AMP-Kalbar : Yoppy Anggriawan
Wakil Ketua : Ahmad Zulfikar
Sekretaris : Elly Sapariani
Bendahara 1 : Eko Bahtiar
Bendahara 2 : Nengsih
Bidang Hubungan Masyarakat : Fatimah
Bidang Pengabdian Pada Masyarakat : Selamet Hariyanto
Bidang Pemberdayaan SDM : Reza Pribadi Arham

Arpusda KKR Gelar Even

Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Kubu Raya (KKR) tahun anggaran 2011, mulai dari bulan April, Mei, dan Juni akan mengelar berbagai even yaitu Bimtek (Bimbingan Teknis) tenaga pengelola dan pelayanan perpustakaan sekolah, Bimtek bidang kearsipan, lomba bercerita, dan lomba melukis.
“Tujuan dari even ini, untuk menyatukan visi dan persepsi, masing-masing pengelola perpustakaan sekolah, supaya memiliki persamaan dalam cara mengelola buku dan juga dalam kerja tim untuk bisa mengerti tentang mekanisme persedur tata administrasinya,” kata Kepala Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kubu Raya, Drs. Jipridin, M. Si kepada Equator. Rabu (13/04).
Pria kelahiran 1965 ini, menjelaskan tanggal 18 April akan dimulai kegiatan Bimtek tenaga pengelola dan pelayanan perpustakaan sekolah, di Aula Kantor Bupati Kubu Raya. Kegiatan ini diikuti empat kecamatan yaitu Kecamatan Embawang, Kuala Mandor B, Terentang, dan Kakap. Dengan peserta 50 orang, terdiri dari tenaga guru SD yang mengelola bidang perpustakaan. Kemudian tanggal 25 April, dimulai Bimtek bidang kearsipan, di hotel 95 Pontianak, yang akan diikuti 31 peserta asal seketaris desa, terdiri dari kecamatan Kuala Mandur B, Kakap, dan Sui. Raya Dalam. Setelah itu tanggal 3 Mei, di gelar lomba becerita tingkat SD, dan lomba mewarnai tingkat TK, di Taman Bermain Patasia Kalbar, yanga diikut sembilan kecematan Kubu Raya.
“Sedangkan untuk lomba becerita tingkat SD itu, akan memperebutkan piala bergilir Bupati Kubu Raya. Dari itu, perserta SD harus bersaing secara sehat dalam merebut piala tersebut,” kata Pria lulusan S2 Untan Ilmu Sosial Politik ini.
Ayah satu anak ini, menyatakan sesuai dengan visi Arpusda Kubu Raya yaitu terwujudnya informasi faktual dan cerdas menuju Kubu Raya yang terdepan dan berkualitas. Kemudian visi ini, nanti akan kami ditularkan dalam even-even ini.
“Saya berharap untuk para peserta yang mengikuti kegiatan nanti, ikutilah kegiatan ini dengan sungguh-sungguh agar apa yang disampaikan oleh nara sumber dapat diserap dan dapat diaplikasikan kesekolahnya masing-masing. Agar menjadi nilai tambah para peserta. Kemudian bahwa dibidang kearsipan dan bidang perpustakaan sangat penting sekali dalam mengembangkan pengetahuan dan terwujudnya informasi faktual pada saat menuntut ilmu,” harapnya. (hakim/*).

Kemenag Kubu Raya Gelar MQK IV

Hari ini Jumat (08/04), Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kubu Raya menggelar Musabaqah Qiraati Kutub (MQK) tingkat se-Kabupaten Kubu Raya, di Pondok Pesantren Nahdatul Athfal Parit Adam Kec. Sui Ambawang. Acara ini dibuka langsung Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, SH.
“Tujuan kami mengelar MQK IV untuk menjalin silahturahmi antara pondok pesantren se-Kubu Raya. Juga untuk meningkatkan kecintaan masyarakat pada ilmu agama, karena saat ini suda terbawa arus modernisasi,” jelas Kepala Seksi Pendidikan Islam Kemenag Kubu Raya, H. Syamsul Bahri, SAg MSi, kepada Equator. Kamis (07/04).
Selain itu jelasnya, MQK diharapkan mampu menumbuhkan semangat ilmiah keagamaan dengan mengkaji kitab. “Juga menyeleksi santri yang kemampuan membaca kitab untuk mewakili Kubu Raya pada MQK tingkat Provinsi,” ujarnya.
Syamsul Bahri mengatakan, jumlah peserta yang telah terdaftar sebanyak 156 peserta. Nantinya peserta yang terbaik, akan diseleksi untuk melalui tingkat Provinsi, pada awal bulan Mei. Sedangkan hasil seleksi MQK tingkat Provinsi Kalbar, akan dikirim ke tingkat nasional yang bertempat di Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang diperkirakan mulai acaranya bulan Juli.
Jenis perlombaan yang dipertandingkan dalam MQK IV Kabupaten Kubu Raya meliputi cabang marhalah ula meliputi fiqih, sulamut taufiq, nahwu al-ajrumiyah, akhlaq ta’limun muta’alli, tarikh, khulashah nurul yaqin, marhalah wustha: a. afsir; Tafsir Jalalain, b. Fiqih; Fathul Qarib, c. Hadits; Sulubus Salam, d. Nahwu; Imrili, dan 3. Marbalah ‘Ulya: a. Tafsir; Ibnu Katsir, b. Fiqih; Fahtul Mu’I, c. Nahwu; Ibn Aqil, d. Akhlaq; Ihya’ Ulumud Din.
“Diluar bidang qiraatil kutub ini, dilombakan juga debat bahasa Arab dan bahasa Inggris untuk santri pada marhalah ula,” jelasnya.
Setiap daerah sebutnya, harus mengirimkan satu orang peserta putra dan satu orang putri, pada masing-masing marhalah. Kecuali pada lomba debat bahasa Arab dan bahasa Inggris, masing-masing terdiri atas tiga orang peserta.
Sehingga akan muncul bibit-bibit baru yang tidak hanya mempunyai ilmu umum saja tetapi juga dibekali dengan ilmu agama. “Generasi muda adalah harapan masa depan. Jadi selalu kita dorong dan arahkan pada hal-hal yang positif, “ pungkasnya. (hakim/*).

Hisaniyah Kota Pontianak Gelar Bahtsul Masa’il

Malam Minggu (26/03), di Aula Wakil Walikota Pontianak, Hisaniyah Kota Pontianak mengelar Bahtul Masa’il. Dengan tema “Menjunjung tinggi ajaran, menggenggam erat tradisi, membuka luas cakrawala berfikir dan menggalang kuat solidaritas untuk menatap dan mengyongsong masa depan”. Acara ini dihadiri oleh Paryadi MM, Wakil Walikota Pontianak.
Ketua Panitia Syaiful Ilmi, M.S.I menjelaskan tujuan dari diadakan Bahtsul Masa’il ini pertama adalah untuk silahturahmi diantara kalangan santri, baik itu santri yang bergerak di bidang gesrot akar rumput. Kemudian yang kita pentingkan itu adalah santri-santri yang memang mempunyai posisi penting dipemerintahan atau di pendidikan, yang mana ini adalah untuk menyamakan visi kedepan.
Kedua, ingin merumuskan sebuah prodak hukum, yang mana hukum ini, Karena ada khasus yang tidak bisa diselesaikan oleh MUI. Atau lebih disederhananya lagi ada perumusan hukum dari pelaksanaan Bahtul Masa’il ini, di Indonesia itu belum berlaku khasusnya, tetapi perangkat hukumnya akan kita siapkan. Salah satu contohnya adalah kuburan masal itu, dibongkarkan kembali kemudian tulang-benulangnya digumpulkan menjadi satu dan tulang itu dikuburkan lagi jadi satu lobang. “Nah, di ahli sunnahnya belum ada perangkat hukumnya,” katanya.
Kemudian tujuan yang ketiga, untuk menyamakan visi kedepan dikalangan alumni dan untuk memberikan motivasi yang lebih dalam bagi untuk para santri-santri, karena ada pandangan sebagian dari kalangan santri kalau pendidikan umum itu, tidak terlalu penting bagi mereka. Mungkin ini berdasarkan pada kemampuan mereka dibidang ekonomi, dan lingkungan yang sangat mempengaruhi mereka.
Jadi memang diharapkan dengan diadakan Bahtul Masa’il ini, bisa merubah pandangan masyarakat selama ini bahwasanya kalangan pesantrin itukan masyarakat kelas dua. “Pada hal kalau kita mengkaji sejarah pesantren itu adalah pendidikan tertua di Indonesia,” jelasnya. Jadi dengan adanya kegiatannya ini, apa lagi dipasilitasi oleh wakil walikota, diharapkan membuka dan merubah pandangan masyarakat selama ini, tentang santri.
Harapan dosen yang mengajar mata kuliah Masail Fiqhiyah Al Haditsah di Jurusan Dakwah STAIN Pontianak ini, santri itu tidak hanya berkiprah dibidang keagamaan saja, tetapi harus lebih banyak untuk berkiprah di bidang pemerintahan atau sosial. Sehingga santri yang ada di Kalbar khsusnya, itu jelas kontribusinya terhadap pemerintah. Kemudian santri tidak hanya menimba ilmu di pesantren, tetapi yang kami harapkan santri itu bisa menimba ilmu di perguruan tinggi agama atau perguruan umum. Karena pertimbangannya, kalau hanya santri itu mempunyai pengetahuan dan memodalkan pesantren, itu nampak akan timbul semacam panatisme mazhab. Tetapi yang kita pentingkan dari perguruan tinggi itu adalah mereka bisa menguasai ilmu metodologi. Karena pesantrin itu sangat lemah di bidang ilmu metodologi. (hakim/*).

BAZDA Kapuas Hulu Selalu Berkiprah Untuk Rakyat

Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kapuas Hulu, akan selalu berkiprah untuk rakyat Kapuas Hulu sendiri. Karena BAZDA adalah wadah pengelola, penerima, pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
Berikut wawancara Harian Equator dengan Ketua BAZDA Kapuas Hulu, Zainudin, S. Ag saat berkunjung ke Pontianak belum lama ini.
Bagaimana kiprah BAZDA Kapuas Hulu selama ini, terhadap masyarakat sendiri?
Kalau berbicara masalah kiprah, yang pertama, BAZDA Kapuas Hulu semua penerimaan kita salurkan kepada delapan asnab salah satunya yaitu pada fakir miskin, termasuk beasiswa anak fakir miskin mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan sampai perguruaan tinggi. Kemudian yang kedua, untuk mengurangi angka kemiskinan dengan program membentuk lembaga keuangan yang di beri nama BMT atau yang berdaung di koprasi.
Ketiga, pemberian bantuan modal usaha kepada pengusaha-pengusaha muslim yang bergerak dibidang perdangan, perbengkelan, mebel, dan bengkel pengelas. Kemudian keempat, memperdayakan rumah ibadah seperti masjid dan surau, hampir merata disetiap kecamatan Kapuas Hulu. Setelah itu, memperdayakan secara agama seperti memperdayakan majelis taqlim, TBA, dan kegiatan-kegiatan Islam lainnya yang berisfat untuk meningkatkan keriaktivitas masyarakat yang memiliki peradaban yang tinggi.
Selanjutnya BAZDA saat ini, selalu melakukan perbaikan yaitu peremajaan atau struktur pengurus interen BAZDA, agar mereka yang berkerja di BAZDA memiliki kualitas mampu mengelola dan bekerja dengan manajemen yang benar sesuai dengan amanat UUD No. 38 Tahun 1999. Sedangkan target BAZDA Kapuas Hulu mulai dari tahun 2011 ini, akan meningkatkan pendapatan 300 persen dari tahun lalu. Karena BAZDA sudah mampu bekerja dengan tahap demi tahap, periode pertama kami sudah menyelesaikan bangunan gedung dua tingkat, dan gedung itu kita berikan kesempatan kepada seluruh umat Islam yaitu untuk mengunakan gedung dengan sistem Seketariat Bersama (Sekber), Ikatan Haji Kapuas Hulu, BMT Mitra Mandiri, dan Organisasi Islam yang mau mengunakan seketariat BAZDA.
Kemudian BAZDA Kapuas Hulu, sudah mampu menyiapkan pasilitas seketariat mulai dari laptop, komputer, printer, dan sebagainya, walapun masih dalam seadanya. Karena masih sesuai dengan kemampuan daerah. Dan BAZDA sudah mampu, menyiapkan kendaraan untuk mobilisasi dan transportasi semua kegiatan pengurus-pengurus sampai mulai dari pengumpulan sampai penyaluran ke mustahid yang berhak.
Insallah tahun ini BAZDA, akan mengadakan rapat kerja BAZDA se-Kapuas Hulu, untuk memantapkan dan menyeragamkan program BAZDA, sehingga antara program BAZDA Kabupaten, Provinsi, dan pusat akan sama.
Menurut Bapak selama ini, apakah masyarakat sendiri sudah mendukung kerja BAZDA sendiri?
Alhamdullah, sejak saya memimpin sudah dua priode dari pertama sampai saat ini, masyarakat sangat mendukung sekali terhadap kerja BAZDA. Cuman problemnya hanya pengelolaan BAZDA Kapuas Hulu selama ini, masih mengunakan cara tradisional yaitu perlu waktu. Tetapi kalau kita lihat, masyarakat sendiri membayar zakat sangat cukup besar, cuman mereka masih melalui cara-cara lama, itu kita harga demi kemajuan BAZDA Kapuas Hulu. Karena BAZDA, tidak hanya meningkatkan bagaimana pendapatan, tetapi bagaimana masyarakat Kapuas Hulu sendiri sadar membayar zakat, sehingga zakat benar-benar bisa diterapkan. Karena zakat itu adalah wajib, dan dengan zakat bisa mengurangi angka kemiskinan, mencipta lapangan kerja, dan serta menambah wawasan masyarakat bahwa rezeki yang kita terima itu bukan rezeki kita, tetapi ada rezeki hak orang lain.
Apa Visi dan Misi BAZDA Kapuas Hulu sendiri?
Kalau visi dan misi BAZDA Kapuas Hulu, ingin menjadikan organisasi atau lembaga kedepan memberikan contoh teladan yang amanah, buat masyarakat sesuai dengan aturan Islam yang sebenarnya.
Bagaimana harapan bapak sendiri yang sudah memimpin BAZDA Kapuas Hulu sudah dua periode ini, untuk kedepan?
Harapan saya kedepan periode kedua ini, saya mengajak seluruh masyarakat Kapuas Hulu dan pemerintah daerah untuk membuktikan bahwa dengan BAZDA kita bisa menciptakan masyarakat yang sejahterah, masyarakat peradaban. (Hakim/*).

6 Hari Yani Tak Pulang

Suliyani (16), salah satu siswa kelas satu SMK Sui. Pinyuh Jurusan Perkantoran, sudah enam hari ini, tidak pernah pulang rumah. Dengan beralasan, pergi magang. Yani ini adalah anak pertama dari pasangan bapak Ahmmad dan ibu Mia, warga Gang Api-Api Sungai Pinyuh, tidak jauh dari belakang pasar tepi sungai.
Sedangkan ciri-ciri Yani nama panggilan akrab, rambut depannya berbentuk poni lurus panjang, dan warna kulit hitam manis. Waktu dia pergi, membawa tas sempang warna hitam.
“Dari hari Selasa (08/03) jam 02 siang, dia sudah pergi, dengan alasan waktu itu dia bilang mau pergi magang di Trepel PT. Yustiana Grapindo Sui. Pinyuh. Ternyata sampai sekarang belum balik-balik kerumah. Pada hal, biasanya mereka pulang magang sekiat jam 05.00 sore. Kami sudah mencoba menyakan ketempat dia magang, mereka pun tahun. Soalnya waktu itu, dia tidak pergi ketempat magangnya. Selain itu, kami tanya kepada teman-temannya, mereka pun juga tidak tahu keberadaan anak kami. Jadi sampai sekarang, kami tahu keberadaan anak kami itu,” ungkap Siti Jubaidah, bibiknya kepada Equator. Jumat (11/03).
Kata Siti, kejadian ini, sudah kami laporkan kepada pihak yang berwajib yaitu kepolisian Sui. Pinyuh, namun sampai sekarang belum ada informasinya keberadaan anak kami. Dengan ini, kami menghimbau kepada masyarakat yang menemukan anak kami, mohon hubungi ke no hp 082154349394 (Pak Ahmmad), dan 085251866086 (Ibu Mia). (Hakim/*).

66 Mahasiswa FIKES UMP di Yudisium

Sebanyak 66 mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) tahun angkatan 2010/2011 di yudisiumkan dan berhak menyandang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Acara ini, dilaksanakan diruangan Aula UMP. Jumat (11/03).
Sedangkan 66 mahasiswa progam studi Kesehatan Masyarakat FIKES yang di yudisiumkan, terdiri dari mahasiswa kelas regular sebanyak 33 orang dan mahasiswa kelas transfer 33 orang. Dengan jumlah yang di yudisium 66 orang mahasiswa.
“Sedangkan tujuan dari yudisium ini adalah secara resmi untuk mahasiswa mendapatkan ijazah dan berhak menyadang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat, karena periode wisuda di Universitas Muhammadiyah Pontianak ini hanya satu kali, pada periode bulan sepuluh nanti 2011. Sedangkan yudisiumnya dua kali, periode Februari dan September. Setiap periode itu, kami mengeluarkan ijazah, tapi wisudanya setelah mereka di yudisiumkan,” jelas Drs. H. Mardjan, M.Kes, Dekan FIKES UMP, pada saat memberi kata sambutan acara yudisium tersebut.
Dalam kata sambutannya Mardjan berharap kepada mahasiswa yang telah di yudisiumkan dan telah lulus FIKES UMP ini, harus mengembangkan ilmunya, terutama dalam bidang promotif dan preventif. Disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, juga peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini.
Sehingga nanti, dalam pendataan data-data yang ada di pelayanan kesehatan, khususnya di Pukemas dapat tertata dengan baik, dan lengkap. Sehingga data-data tersebut mudah untuk di evaluasikan.
“Tentunya sarjana Kesehatan Masyarakat, harus terjadi perubahan prilaku, minsalnya berfikiran logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan dimanapun berada. Kami telah memberikan ilmu yang sama, kepada seluruh mahasiswa tanpa pilih kasih. Tetapi perkembagan ilmu yang di dapat, tergantung mahasiswa itu sendiri. Ilmu itu bisa menjadi emas dan bisa menjadi perak, itu tergantung bagaimana mahasiswa tersebut mengelola ilmu yang telah dia dapatkan dibangku kuliah,” ujar Pria yang sudah menjabat sebagai Dekan FIKES dua periode ini.
Dengan kemajuan zaman, Mardjan berharap dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, yang tentunya sudah merambah kemana-kemana, dengan melalui internet dan lain sebagainya. Dengan ini Sarjana Kesehatan Masyarakat, jangan terlena dengan gelar sarjananya, tetapi harus menambahkan ilmunya melalui media dan sebagainya.
Dalam acara ini, Helman Fachri, SE, MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak, menyatakan dalam kata sambutannya bagi mahasiswa yang telah mendapatkan gelar sarjana, yang telah mengikuti program studi ilmu kesehatan masyarakat, itu mempunyai tujuan yang jelas. Dengan tujuan yang jelas ini, kita bisa mengikuti perkembangan zaman dan bisa mengembangkan diri dalam berbagai hal. Karena orang yang sukses itu, orang yang berani melakukan loncatan-loncatan, biarpun dia sudah hebat. Namun dia terus berkarya untuk ke kesuksesannya masa depan nanti.
“Saya berharap, setelah anda mendapatkan gelar sarjana dan sudah selesai kuliah di Universitas Muhammadiyah Pontianak ini, jaling terus berkomunikasi, lakukan silahturahim, dan saling bertukar ide dalam mengembangkan kampus kita ini. Kemudian jagalah nama baik almamater Universitas Muhammadiyah Pontianaks,” harapnya.
Deka Amalia, salah satu mahasiswa di yudisium menyatakan dalam pesan dan kesan, selama kami kuliah di Univeritas Muhammadiyah Pontianak ini, kami merasakan motivasi yang sangat kuat, khususnya dari pada dosen, dimana kami terdorong untuk belajar dan berkerja keras dalam mengali ilmu, serta mengembangkan terutama dibidang akademik.
“Kami menyadari bahwa ilmu dan keterampilan adalah modal untuk mandiri sebagai dasar pengembangan diri dalam kehidupan masyarakat dan tentunya sehingga pada dunia kerja. Kemudian kami sangat berterimakasih yang setinggi-tinggi kepada semua dosen yang telah memberikan ilmu dengan ihklas kepada kami semua, sehingga kami mendapatkan gelar sarjana,” ungkapnya.
Dengan ini Amalia berpesan kepada seluruh pengurus kampus dan para dosen berharap yang telah baik saat ini, agar dapat lebih ditingkatkan lagi baik secara kualitas dan kuantitas. Kemudian kepada adek-adek kami yang masih kuliah, tetaplah semangat dalam menuntataskan ilmu dibangku kuliah. Serta tingkatkanlah skil, dan semangat untuk belajar dalam mengarungi dunia pendidikan pada saat ini. (Hakim/*).

Permak Lindungi Masyarakat Melayu

Persatuan Melayu Kalbar (Permak) sangat berkiprah di masyarakat Melayu Kalbar. Karena Permak adalah organisasi yang melindungi dan mengayuni masyarakat Melayu, dari hal-hal yang mencemar nama baik masyarakat Melayu. Kalau ada orang lain melecehkan dan mencemar nama baik orang Melayu, Permak siap untuk membantu penumpas orang-orang yang mencemar dan melecehkan nama baik masyarakat Melayu.
Demikianlah kata Ketua Permak, Erwan Irawan, saat Sahirul Hakim dari Harian Equator bertandang ke ruangan kantornya di jalan Ahmaad Sood, belum lama ini. Berikut wawancara dengan Ketua Permak itu.
Bagaimana kiprah Permak selama ini, terhadap masyarakat Melayu di Kalbar?
Kalau berbicara masalah kiprah, dari dulu dibentuk sampai sekarang kibrahnya Permak adalah bagaimana supaya masyarakat Melayu tidak terzalimi oleh hukum, aparat hukum, penguasa dan pengusaha. Mengapa, karena masalahnya mayoritas Melayu hanya sebagai kuli. Kemudian kalau mereka mencari pekerjaan, itu bukan untuk mencari kaya, tetapi sebatas mencari makan.
Kalau menurut bapak perkembangan Melayu sekarang ini bagaimana?
Kalau menurut saya secara kacamata, posisi Melayu sekarang ini bisa dikatakan berkembang. Karena ada beberap kelompok organisasi Melayu, mampu melaksanakan kegiatan even-even tertentu. Nah, kita berharap MABM sebagai salah satu wadah Melayu yang berbicara tentang kebudayaan, agar mengangkat adat budaya masing-masing daerah, sehingga nanti budaya tersebut, bisa dijual didalam even-even tingkat nasional.
Sehingga, Kalbar untuk Melayu itu bisa dibanggakan, minsalnya sengkawang apa kebudayaan Melayu yang bisa ditunjulkan, Sangau kebudayaan apanya, Kapuas Hulu Kebudayaannya apa dan Kabupaten lainnya apa yang harus ditonjulkan dalam kebudayaan Melayu tersebut. Itulah yang kita jual, sehingga ada ketetarikan sevesifik budaya masing-masing daerah.
Mengapa saya berbicara masalah MABM, sebagai orang Permak, Karena MABM dibiayai oleh pemerintah daerah. Sedangkan Permak tidak ada dapat biaya dari mana-mana dan berdiri sendiri. Karena ikatan organisasi itu hanya emosional saja. Dari itu kita berharap MABM itu bisa membantu dan mengangkat kebudayaan adat melayu di Kalbar ini.
Selama ini, apa yang telah Permak lakukan terhadap masyarakat Melayu di Kalbar?
Selama ini, Permak selalu bergerak dibidang sosial, seperti menyangkut masalah harkat orang Melayu yang dilecehkan oleh orang lain. Kemudian apa bila, orang Melayu sangat membutuhkan listrik, ternyata pelayanan listrik tidak benar, kita akan bantu, dan baik secara hukum akan kami bantu. Karena banyak orang-orang Melayu yang tidak mampu membayar pengacara, dari itu kita aka turun dan membantu mereka. Pokoknya, yang bersifat sosial yang dirasakan oleh masyarakat Melayu pasti akan kami bantu. (Hakim/*).

Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Perlu Partisipasi Pengusaha

Pontianak. Dikeluarkannya kebijakan pemerintah dibidang perkebunan menuntut para pengusaha agar berpatisipasi dalam membantu meningkatkan perubahan ekonomi masyarakat. Baik dengan cara menciptakan lapangan kerja baru maupun guna meningkatkan pendapatan asli daerah.
“Namun fakta di lapangan masih ada perusahaan yang telah diberikan ijin belum menunjukan aktifitas perkebunannya,” kata Agus Arniadi, Koordinator Tim Inpestigasi Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Kabupaten Kapuas Hulu, kepada Equator di Pontianak, Senin (27/12).
Contohnya jelas Agus PT Borneo Internasional Anugrah (BIA) di Desa Jaras Kecamatan Bika Kapuas Hulu dan PT Wahana Hamparan Hijau (WHH) di Kecamatan Mentebah Kapuas Hulu.
“Kami melihat lokasi perubahan yang sangat aneh dan tidak layaknya dikatakan sebagai pembibitan. Karena bibit yang ditanam sudah sangat besar dan sudah berusia 3-4 tahun, itu tidak layak lagi untuk ditanam. Sehingga kami menilai perusahaan ini tidak menunjukkan aktivitasnya,” kata Agus.
Selain itu Agus menduga perusahaan tersebut sudah melanggar UUD No 41 Tahun 1999, tentang illegal logging.
“Karena patut kita pertanyakan apakah mereka sudah membayar PSH-DR? Karena saya pernah konpirmasi kepada Kepala Dinas Kehutanan, dia mengatakan belum pernah bayar. Anehnya mengapa perusahaan masih punya deposito 12 ribu meter kubik dan Kepala Dinas mengeluarkan izin itu,” tanya Agus.
Selain itu, berdasarkan data yang ada di PT. BIA dan PT. WHH yang diterbitkan sejak 10 November 2006 lalu jelas Agus, tentu sampai sekarang izin tersebut sudah mati. Karena izin hanya berlaku 3 tahun saja.
“Untuk itu kita berharap hasil inpestigasi di lapangan, kepada instansi pemerintah Kapuas Hulu yang berkaitan dapat memperlajari lebih jauh, apa tujuan akhir dari kegiatan perkebunan PT. BIA dan PT. WHH tersebut. Kalau menyalahi aturan izin perkebunan 2 perusahaan tadi harus dicabut,” harap Agus. (hkm/*)

MPM STAIN Gelar Kongres IX

Selama dua hari, Kamis-Juma’at (13-15) Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak mengelar Kongres ke IX, dilaksanakan di Aula STAIN Pontianak. Dengan dibuka oleh Dr. H. Hermansyah, M. Ag, sebagai PUKET III STAIN Pontianak.
“Selain kongres kita juga mengadakan seminar dengan tema Peran dan fungsi KBM sebagai miniatur pemerintahan dalam mewujudkan STAIN yang lebih progresif. Dengan tujuannya agar kita dapat membentuk keluarga baru mahasiswa yang lebih progresif dalam mewujudkan STAIN yang lebih progresif. Dengan pemateri Dr. H. Hermansyah, M. Ag dan Kasiono (Mantan Akademis Mahasiswa STAIN),” jelas ketua panitia kongres IX Saidina Ali kepada Harian Equator. Kamis (13/01).
Kongres IX dikatakan ketua MPM Achmad Nugraha, tujuan agar supaya kawan-kawan mahasiswa yang ada di Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) STAIN Pontianak dapat memahami dan bisa mengerti tentang UUD yang ada di KBM. Bukan berarti mereka hanya sekedar mendengarkan keluhan-keluhan yang belaka, tetapi mereka dapat memahami apa itu UUD KBM, minsalnya menyangkut masalah keuangan KBM, garis koordinasi, dan garis intruksi. Mungkin kemarin ada perubahan dari segi garis intruksi, jadi tidak ada kesengronan antara struktur yang ada dikampus.
Nugraha juga menjelaskan bahwa Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) BEM itu, kita buktikan juga agar ketika forum kongres nanti dapat dilaksanakan dengan baik. Agar upaya dinamika dikampus jadi hidup. Mungkin selama ini, sudah dua tahun kepengurusan BEM, tidak ada LPJ secara langsung kepada forum mahasiswa yaitu pada saat kongres. Dengan adanya forum LPJ itu bahwa agar mahasiswa tahu kenerja BEM, apa kekurangan dan kelebihannya selama ini. Kemudian agar terciptanya sebuah pondasi dalam organisasi agar lebih baik kedepannya.
“Untuk masalah Kopma, supaya bisa dapat berdiri lagi, karena mengingat Kobma merupakan salah satu, tolak ukur dan pondasi bagi hidupnya sebuah elemen yang ada dikampus. Selain dari organisasi itu, Kobma juga koprasi merupakan suadaya untuk mahasiswa agar lebih berkriatif untuk memberdayakan ekonomi kedepan untuk lebih baik,” pintanya.
“Harapan ke depan dalam kepengurusan baru nanti, semoga saja lebih baik dari kepengurusan sekarang. Sehingga peran serta dari kepengurusan yang baru, lebih melihat hidup dinamika dikampus, dan membawa nama baik STAIN kedepan,” harapannya.

Pabrik Tahu Resahkan Warga Gang Parit Nanas

Pontianak. Pabrik tahu milik kakak beradik, At dan As di Jalan 28 Oktober Gang Parit Nanas Siantan Hulu diduga melakukan pencemaran lingkungan. Warga di gang tersebut protes dan melayangkan surat sampai ke Walikota Pontianak. Sayangnya, belum ada tindakan dari Pemerintah Kota Pontianak.
“Sekitar tanggal 28 Oktober tahun lalu, kami mendapatkan tembusan surat dari warga masyarakat RT 5/RW 22. Mereka resah atas mesin pabrik tahu tersebut. Sedangkan keluhan warga yaitu, masalah suara mesin yang sangat membisingkan warga, limbah tahu yang mencemari sungai, dan asap pabrik yang sangat mengganggu pernapasan masyarakat setempat,” ungkap Affan SH, Lurah Siantan Hulu di ruangan kantornya kepada Harian Equator, Jumat (28/01).
Affan menjelaskan, setelah mendapat surat keluhan dari warga, sekitar 20 November 2010, pihaknya langsung mengadakan mediasi antara pihak masyarakat setempat dan pemilik pabrik tahu tersebut. Kemudian, dalam mediasi itu, Lurah juga mengundang dari pihak Kapolsek Utara dan BLH Kota. Hasilnya, pemilik pabrik tahu membuat pernyataan, yaitu pertama siap untuk membuang limbah pada tempatnya.
Kedua, mengurangi suara mesin pabrik tersebut yang sangat mengganggu warga setempat. Ketiga, mereka harus mengurangi asap pabrik yang membuat warga terganggu dalam pernapasan.
“Nah, pernyataan itu sudah berjalan sekitar dua bulan ini. Anehnya, tidak ada perubahan sama sekali. Ternyata mereka mengingkari pernyataan itu. Dengan inilah membuat masyarakat mempertanyakan masalah ini harus diselesaikan. Karena sangat mengganggu warga, kalau tidak warga akan demo,” katanya.
Affan juga memberitahukan Asiong ternyata tidak mempunyai surat izin perusahaan, sedangkan Aki surat izinnya sudah tidak berlaku lagi. Dengan hal ini, perusahaan mereka sudah dikatakan illegal.
Sementara itu, Kabid Pengawasan dan Pentaatan Hukum BLH Kota Pontianak, Ir Haryadi Triwibowo menyatakan, sejak warga mengadu hal ini kepada BLH, pihaknya langsung memberikan peringatan kepada perusahaan itu. Ternyata, mereka tidak meresponnya. Untuk menghindari anarkis dari warga pihaknya langsung terjun ke lapangan untuk mengadakan mediasi antara dari pihak warga dan pemilik pabrik tahu.
“Hasil dari mediasi ini, pemilik pabrik berjanji lagi, dalam tiga bulan ini atau paling lambat akhir April, sudah menyelesaikan membuat ruangan untuk menyimpan genset dan meredam suaranya. Tujuannya, agar tidak mengganggu kebisingan warga lagi,” jelas Haryadi.
Haryadi berharap masalah ini, cepat diselesaikan dengan kekeluargaan. Agar masyarakat tidak bertindak anarkis dalam masalah ini. “Kita tidak menginginkan adanya aksi anarkis. Pemiliki pabrik juga harus memahami kondisi keinginan masyarakat,” harapnya. (pk).

Konferwil NU Kalbar Siap Digelar Pontianak.

Sabtu (15-16/01), Konferensi Wiliyah ke-16 PWNU Kalimantan Barat siap digelar di Hotel Grend Mahkota Pontianak. Konferensi ini akan dibuka oleh Cornelis Gebernur Kalimantan Barat.
H. Suriansyah wakil ketua PWNU Kalbar mengatakan bahwa dalam konferensi ini, kita akan membahas mengevaluasi kenerja kita yang berbentuk laporan pertanggungjawaban pengurus PWNU priode tahun 2005-2010. Kedua, mengevaluasi program untuk program tahun 2010-2015 nanti. Ketiga, membuat rekomundasi dalam rangka menyikapi persoalan-persoalan terkini terhadap masyarakat, sebagai bentuk tanggungjawab morel kita terhadap daerah Kalbar ini. Kemudian kita akan pengantian pengurus dalam berakhirnya pengurus ini, menuju penguru baru.
Suriansyah menambahkan untuk program kedepannya. Pertama melanjutkan bidang keorganisasian yang mana belum dapat dikerjakan tahun lalu. Minsalnya buka jaringan organisasi baru sampai ditingkat desa. Kedua dibidang pendidikan menata kembali meningkatkan sekolah-sekolah madrasah dibawah naungan itu. Kecuali di psantren yang memang diharapkan utama masalah basis yang tidak pernah ada bagus. Ketiga, meningkatkan mutu, serta pesarana-pesarana yang dibutuhkan untuk psantren, agar psantren mendapatkan nilai kiprah yang baik. Keempat memperdayakan ekonomi masyarakat, yang memang 60 dan 70 persen adanya didesa, maksudnya pengarapan sektor-sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan bagi masyarakat. Yang mana sektor-sektor ekonomi kerakyatan yang mana peran kyai-kyai, ulama dan ustad bisa memberikan tausiyah menjadi jembatan mediator, agar bagaimana masyarakat ini, bisa mendapatkan nilai tambah SDM masyarakat.
“Harapan kedepan dalam organisasi ini, semoga saja para pengurus yang akan datang harus lebih baik dari sekarang, sehingga peran serta untuk mencedaskan dan mensejahterakan masyarakat desa,”harapannya.
Abdul Mukti Rouf, MA, sebagai penanggungjawab konferensi mengatakan NU akan bersama-sama sepanjang pemerintah punya program untuk membangun masyarakat desa, yang mana disitu jumlahnya sangat banyak, NU akan tetap disitu. Karena memang NU identik dengan masyarakat desa, yang mana disitu adalah mayoritas, yang akan kita bangun adalah psantern, sekolah-sekolah yang ada di desa-desa dan masyarakat. Mereka harus menjadi motivator bagi masyarakat perdesaan, karena masyarakat Indonesia ada disitu.
Mukti berharap bahwa dalam konferensi nanti, masalah kepengurusan baru tentu secara umum pengin lebih baik dari pada yang kemarin, dan berpihak kepada rakyat perdesaan itu tidak lagi ingin kita sebagai wacanakan terus. Tapi ingin segara dikonkretkan dengan program-program yang ril. NU ingin menjadi, tidak hanya berwacana, tetapi menjadi progremer dan menjadi aktor juga disitu jadi biar terasa, jadi tidak sekedar sebagai organisasi papan nama aja. (hkm/*).

Kandepag Gelar Koordinasi Manajemen Bos

Kementerian Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Kubu Raya mengelar koordinasi manajemen bos mependa dan pontren dilingkungan kementerian agama se-Kabupaten Kubu Raya. Dalam koordinasi ini dibuka oleh Kepala Kandepag Kubu Raya, H. M. Tuwok, S. H, di Asrama Haji Pontianak. Rabu (09/02).
“Rapat koordinasi Manajemen bos ini, adalah merupakan program pemerintah untuk memberikan penyediaan pendanaan bagi setiap satu pendidikan khususnya, untuk pendidikan Madrasah Ibtidayah, Madrasah Tsanayah dan Pondok Psantren. Sedangkan tujuan program dana bos ini, untuk meringankan beban kepada masyarakat dalam penuntasan pendidikan selama sembilan tahun,” jelas Kepala Seksi Pendidikan Islam Kandepag Kubu Raya, H. Syamsul Bahri, S. Ag, M. Si.
Syamsul juga memaparkan ada beberapa timbul persoalan di dalam dana bos, makanya kita ingin menyatukan visi persepsi dalam rapat koordinasi manajemen bos ini. Kemudian juga masih banyak madrasah-madrasah yang belum ada izin operasional, makanya kadang-kadang menimbul persoalan yaitu mereka tidak boleh menerima dana bos.
“Makanya dengan rapat koordinasi ini juga, kita ingin melakukan verifikasi serta mendata kembali sejauh mana kebenaran sekolah-sekolah yang sudah ada dilingkungan Kubu Raya ini, dengan jumlah Madrah Ibtidayah sebanyak 148 sekolah, Madrasah Tsanayah 68 sekolah, dan Pondok Psantren sebanyak 15 pondok,” katanya.
Dia menguraikan pencairan dana bos ini, dilakukan secara bertahap dalam satu tahun, empat kali. Dalam tahap pertama ini, dari bulan Januari-Maret, tahap kedua, dari bulan April-Juni, tahap ketiga, Juli-September, dan tahap yang empat, dari bulan Okteber-Desember. Disetiap tahan diharapkan dapat dicairkan dibulan pertama.
“Kita berharap dengan adanya dana bos ini, seluruh Madrasah Ibtidayah, Madrasah Tsanayah, dan Pondok Psantren, yang menerima dana bos agar betul-betul mengunakan dana ini, sesuai dengan petunjuk dan aturan yang ada. Sehingga dana bos ini, betul-betul tepat pada sasaran untuk digunakan operasional sekolah. Kemudian jangan sampai dana bos ini, tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada,” harapanya. (Hakim/*).

Ikanmas FKIP Untan Gelar Seni Budaya Nusantara

Ikatan Mahasiswa Seni (Ikanmas) Prodi Seni Tari dan Musik Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura Pontianak, mengelar seni budaya nusantara, di Auditorium Untan. Kegiatan ini, dibukan langsung oleh Dekan FKIP Untan Dr. Aswandi. Jumat (04/02). Sekitar jam 15.00 sore.
Kegiatan ini dihadiri oleh 800 perserta, terdiri dari para mahasiswa Untan, dosen, guru-guru SMA, SMP se-Kota Pontianak, serta para undangan lainnya. Dalam acara kegiatan ini, menampilkan tari pendet, tari serampang 12, tari ceroming, tari gambyong, tari kontemporer, tari dayak, musik akustik, vocal grup perkusi dan lainnya.
Ketua panitia Ulan, salah satu mahasiswa Jurusan Seni ini, menjelaskan tujuan dari kegiatan ini, untuk memperkenalkan seni budaya yang ada di nusantara yaitu Indonesia. Karena sebagian besar di Kalbar, khususnya Pontianak ini, banyak para guru-guru seni SMP dan SMA tidak ada latar belakang seninya. Dengan kegiatan ini, kami mengundang para guru-guru seni, yang ada di Pontianak, untuk memperlihatkan bahwa inilah seni yang harus diajarkan kepada anak didiknya nanti. Supaya anak didik kita, lebih tahu dengan seni itu sendiri.
“Kemudian kegiatan ini adalah salah satu ujian akhir semester, pada mata kuliah kewirausahaan seni dan produksi tari, khususnya untuk mahasiswa semester tiga dan semester lima,” jelasnya.
Mahasiswa semester lima ini berharap kepada pemerintah, supaya seni yang ada di Kalbar, harus lebih diperhatikan dan di kembangkan. Supaya masyarakat kita, lebih tahu tentang seni itu sendiri. Karena seni adalah salah satu budaya Indonesia yang harus kita kembangkan untuk melestarikannya.
“Dan pemerintah juga harus lebih memperhatikan dana seni itu sendiri, yang mana sekarang dananya sangat minim sekali, kalau dibandingkan dana kegiatan lainnya. Karena seni perlu dana juga untuk melestarikannya,” harapannya.

Dosen Akbid ’Aisyiyah Pontianak Adakan Pengobatan Gratis

Dalam rangka mewujudkan Tri Darma perguruan tinggi bahwa dosen, selain mengajar dan juga melakukan pengabdian masyarakat. Dengan hal ini seluruh dosen Akademik Kebidaan (Akbid) Aisyiyah Pontianak mengadakan pengobatan secara gratis, di Desa Sungai Remis Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Selasa (15/02).

“Sesuai dengan Tri Darma Perguruan tinggi bahwa dosen selain mengajar dan juga melakukan pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat selama ini, bisa dikatakan masih relatif kurang, sehingga perlu di fasilitasi. Dengan kegiatan ini, seorang dosen harus dituntut untuk selalu mengembangkan kualitasnya,” ungkap Ketua panitia pengobatan gratis Hilda Fickva Sari, S.ST, kepada Harian Equator.

Hilda menyatakan untuk meningkatkan kompetensi tersebut, khususnya pada asuhan kebidanan komunitas perlu melakukan praktek langsung di masyarakat. Karena hal ini, sudah sesuai dengan ruang lingkup bidang keilmuan kebidanan. Berkenaan dengan hal tersebut, maka kegiatan pengobatan gratis, dipilih sebagai bentuk kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen di Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Pontianak.

“Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, kami melaksanakan praktik kebidanan komunitas selama satu hari, di masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas Teluk Pakedai Hulu Desa Sungai Remis Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya. Pada praktik kebidanan komunitas ini, sasaran kami adalah para balita, ibu hamil dan Lansia,” jelas Hilda.

Hilda menyatakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, merupakan hal yang penting untuk diikuti oleh dosen Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Pontianak karena melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan dosen bisa mengaplikasikan sikap dan ketrampilannya langsung kepada masyarakat.

“Setelah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan cara pengobatan gratis, makan diharapkan para dosen mampu mengelola dan menerapkan manajemen kebidanan komunitas, serta mampu mengembangkan kualitasnya agar kelak dapat memberikan contoh yang baik kepada mahasiswanya nanti,” harapanya.

Dengan kelancaran kegiatan ini, Hilda juga mengucapkan terimakasih kepada pak Ibrahim selaku orang tua mahasiswa, karena telah memberikan tempat tumpangan untuk menginap bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pengobatan gratis. (Hakim/*).

Fraksi Golkar Selalu Berjuang Untuk Rakyat

Pontianak. Anggota DPRD Provinsi Kalbar representasi wakil rakyat. Wajar apabila mereka berjuang untuk rakyat. Demikian juga Fraksi Partai Golkar (FPG) selalu memperjuangkan aspirasi rakyat Kalbar.
“Kita duduk di kursi Dewan merupakan amanah untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Fraksi Partai Golkar selalu membela kepentingan rakyat Kalbar. Perjuangan itulah yang membuat Partai Golkar menjadi partai besar di Kalbar,” kata Ketua FPG DPRD Kalbar, Drs H Awang Sofian Rozali M Si di ruangan kantornya kepada Harian Equator, Kamis (27/01).
FPG selalu memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk disampaikan kepada pemerintah. Dengan tujuan untuk kebaikan masyarakat dan menuju masyarakat sejahtera. Tetapi ada juga aspirasi masyarakat yang tidak bisa disampaikan kepada pemerintah. Karena pemerintah itu mempunyai perhitungan dan peraturan tersendiri.
“Kalau kita berbicara masalah kiprah Fraksi Partai Golkar, sudah sangat banyak yang telah kami lakukan untuk masyarakat Kalbar pada khususnya. Walaupun tentunya masyarakat yang menilai. Kemudian, banyak juga beberapa kebijakan dan peraturan yang telah kami buat. Sebagai contoh melalui beberapa prodak peraturan daerah yang dibahas melalui pansus dalam konteks fungsi legislasi, prodak kebijakkan anggaran yang dalam konteks fungsi anggaran dan fungsi pengawasan berupa atas kebijakkan yang telah diputuskan oleh DPRD bersama eksekutif serta pengawasan proyek pembangunan dilapangan dan sebagainya yang diperjuangkan kita,” jelas ayah dua anak ini.
Dijelaskan pria kelahiran 1957 ini, FPG bersama anggota DPRD yang lain dalam satu tahun ada tiga kali untuk mengadakan reses di lapangan. Tujuannya, bisa mensosialisasikan dan menginformasikan kepada masyarakat, apa-apa yang sudah dilakukan di dewan selama ini. Juga agar masyarakat bisa memberikan masukkan tentang program apa saja yang perlu dilakukan untuk mereka.
“Hasil dari reses itu kita bawa dalam rapat anggaran. Banyak di antara hasil reses itu bisa diakomodir bersama pemerintah dalam APBD. Ketika hasil reses sudah dimasukkan dalam APBD, tentu itu sebuah keberhasil memperjuangkan aspirasi rakyat,” ungkap suami Hj Lela Nirwana S Pd ini.
Reses merupakan kegiatan penting seluruh anggota Dewan. Mereka turun langsung ke masing-masing daerah pemilihan. Di daerah pemilihan ini, mereka biasanya mengadakan pertemuan dengan masyarakat. Dalam pertemuan itu para anggota Dewan mendengarkan apa keinginan masyarakat. Begitu juga sebaliknya, anggota Dewan juga menginformasikan apa yang telah diperjuangkan.
Awang merupakan anggota FPG dari Dapil Singkawang-Bengkayang. Setiap reses, dia pasti mengunjungi daerah pemilihannya. Tidak jarang dia harus turun ke desa-desa menghampiri rakyat yang telah memilihnya.
“Kita tidak boleh lupa dengan rakyat yang telah memilih. Tanpa pilihan rakyat, tentunya kita tidak bisa duduk di Dewan ini. Masa reses adalah masa paling efektif untuk bertemu rakyat secara langsung,” jelas politisi senior Golkar ini.
Selain itu, Awang juga menjelaskan tentang fungsi Dewan. Dalam aturan, Dewan memiliki fungsi sebagai legislasi atau membuat peraturan daerah bersama pihak eksekutif. Kemudian, pengawasan (control) yaitu mengawasi jalannya pemerintahan.
“Dalam melakukan pengawasan, kita biasa turun langsung ke lapangan. Hal yang sering diawasi, realisasi penggunaan APBD. Kita tidak mau ada item APBD digunakan di luar dari ketetapan,” jelasnya.
Fungsi terakhir adalah budgeting (anggaran), Dewan bersama pihak eksekutif melakukan pembahasan anggaran secara bersama. “Pihak eksekutif mengajukan penggunaan anggaran, lalu pihak Dewan membahasnya. Tujuannya, pihak Dewan tidak mau ada anggaran yang menyalahi ketentuan. Atau ada anggaran untuk penggunaan sesuatu yang tidak prioritas. Di sinilah pentingnya peranan Dewan,” papar pria kelahiran Singkawang ini.
“Pada dasarnya semua anggota dewan harus memainkan tiga fungsi ini. Cuma di dalam tubuh Dewan sendiri, masing-masing Dewan berbagi tugas sesuai dengan fungsinya. Ada yang duduk di Badan Anggaran, Badan Musyawarah, dan Badan Legislasi,” kata Ketua Dekopinwil Kalbar ini.
Kemudian, alumni S1 dan S2 di FISIP Untan ini berharap pemerintah ke depan harus meningkatkan derajat pendidikan dan kesehatan. Harus diakui kualitas pendidikan di Kalbar masih sangat rendah. Dewan selalu mendesak pemerintah untuk terus berbuat agar mutu pendidikan meningkat.
“Untuk meningkatkan pendidikan, caranya tidak lain perbaiki kualitas guru, sarana dan prasana sekolah, akses informasi yang kuat. Lebih penting lagi, sediakan anggaran besar untuk pendidikan,” sarannya.
Selain itu, pemerintah juga harus menurunkan angka kemiskinan. Sampai saat ini, Kalbar masih memiliki penduduk miskin terbanyak bila dibandingkan tiga provinsi yang mendiami Pulau Kalimantan. Caranya, ciptakan lapangan kerja, benahi sektor pertanian, perikanan dan parawisata, koperasi dan UKM. Karena, sektor itulah banyak menyerap lapangan kerja.
“Kesehatan yang layak untuk masyarakat Kalbar juga belum memadai. Satu indikator usia harapan hidup rata-rata penduduk Kalbar masih dibawah nasional. Demikian juga tingkat kematian ibu dan masih cukup tinggi. Serta banyak rakyat Kalbar memiliki berobat ke Kuching Sarawak ketimbang di daerahnya sendiri. Ini mengindikasikan mutu kesehatan kita masih rendah,” ungkap Awang. (sahirul hakim/pk).